Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Rabu, 06 April 2011

filsafat,nofiyanto,292009186

Nama :Nofiyanto
Nim :292009186


FILSAFAT ILMU

A. PENDAHULUAN
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
B. PENGERTIAN FILSAFAT
Surajiyo (2009:3) mengatakan bahwa secara etimologi, filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy, berasal dari bahasa Yunani: philosophia. Kata philosophia terdiri atas dua kata: philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu (love), dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom).
Secara terminologi, pengertian filsafat dirumuskan sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimiliki para filsuf. Para filsuf telah merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut.
1) Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
2) Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
5) Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan.
6) Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.
C. OBJEK FILSAFAT ILMU
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
D. CABANG FILSAFAT ILMU
Menurut Suriasumantri (2000:32), pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama filsafat ini bertambah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini pengertian dari cabang-cabang filsafat yang utama.
1. Metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Metafisika mem-bicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Dengan belajar metafisika orang justru akan mengenal akan Tuhannya, dan mengetahui berbagai macam aliran yang ada dalam metafisika. Persoalan-persoalan metafisis dibedakan menjadi tiga yaitu persoalan ontologi, persoalan kosmologi, dan persoalan antropologi.
2. Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.
3. Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Objek dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat.
4. Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-buruk. Objek material etika adalah perbuatan atau tingkah laku manusia secara sadar dan bebas.
5. Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan (Surajiyo, 2009:22—23) .
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu tentang apa dan bagai¬mana (yang) “Ada” itu.
2. Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologi akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih
3. Akslologi llmu meliputi nilal nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke¬nyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material. Lebih dari itu nilai nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu kegiatan yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.
E. ALIRAN FILSAFAT ILMU
Menurut Praja (2003:91—189) ada 10 aliran dalam filsafat ilmu, yaitu.
1. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio.
Tokoh-tokoh aliran rasionalisme, antara lain: Rene Descartes (1596 -1650), Nicholas Malerbranche (1638 -1775), B. De Spinoza (1632 -1677 M), G.W.Leibniz (1946-1716), Christian Wolff (1679 -1754) dan Blaise Pascal (1623 -1662 M).
2. Empirisme
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu emperia yang berarti pengalaman inderawi. Pada dasarnya empirisme sangat bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Sebaliknya empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
Tokoh-tokoh aliran empirisme, antara lain: Francis Bacon (1210 -1292), Thomas Hobbes ( 1588 -1679), John Locke ( 1632 -1704), George Berkeley ( 1665 -1753), David Hume ( 1711 -1776), dan Roger Bacon ( 1214 -1294).
3. Kritisisme
Kritisisme merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda corak dengan rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Kritisisme menjebatani pandangan rasionalisme dan empirisme, yang intinya ilmu pengetahuannya berasal dari rasio dan pengalaman manusia. Tokoh aliran kritisisme, yaitu: Immanuel Kant (1724-1804).
4. Idealisme
Idealisme adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme mengatakan bahwa akal itulah yang riil dan materi hanyalah produk sampingan. Dengan demikian, idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini pada dasarnya sebagai sebuah mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai materi, mekanisme atau kekuatan saja. Alam, bagi idealis mempunyai arti dan maksud dalam perkembangan manusia. Oleh karena itulah, manusia merasa ada dalam rumahnya dalam alam.
5. Positivisme
Positivisme berasal dari kata “positif”, yang artinya dengan factual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta
6. Naturalisme
Naturalisme merupakan paham yang berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah
7. Materialisme
Materialisme merupakan aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
8. Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.
9. Fenomenalisme
Secara harfiah, fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.
10. Sekularisme
Sekularisme merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka. Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kemudian.




Hikmah
Hikmah mempelajari filsafat ilmu bagi saya mungkin saya dapat menambah ilmu pengetahuan tentang ilmu filsafat. Saya juga dapat pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup. Saya mendapatkan pelajaran tentang etika dan moral yang berguna bagi kehidupan saya mungkin saya bisa bertindak dan melakukan sesuatu dengan moral dan etika yang baik dan dengan filsafat ilmu ini juga bisa menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Dan mungkin saya juga bisa berpikir kritis dalam mengembangkan suatu kajian kritis. Dan dapat berpikir lurus, tepat, dan sehat. Fisafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri. Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri.







METAFISIKA
A. Pengertian Metafisika
Metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata yaitu meta dan pysika. Meta artinya sesudah atau dibalik sesuatu dan pyisika artinya nyata, kongkrit yang dapat diukur oleh jangkauan panca indera. Eksistentsinya dibalik sesudah fisik ( meta fisik ) perlu dikaji. Istilah metafisika diketemukan Andronicus pada tahun 70 SM ketika menghimpun karya-karya Aristoteles, dan menemukan suatu bidang diluar bidang fisika atau disiplin ilmu lain.
Ilmu untuk mengkaji tentang sesuatu dibalik yang fisik atau sesuatu sesudah yang fisik disebut ontology.
metafisika adalah suatu kajian tentang haakikat keberadaan zat, hakikat pikiran dan hakikat zat dengan pemikiran .
metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran dan hakikat kaitan zat dengan pikran
beberapa tafsiran maetafisika dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika.
objek metafisika menurut aristoteles ada dua yaktni: ada sebagai yang ada dan ada sebagai yang illahi
metafisika terbagi menjadi dua jenis, pertama metafisika generalis yakni ilmu yang membahas mengenai yang ada atau pengada atau yang lebih di kenal sebagai ontology, dan kedua metafisia spesialis yang terbagi menjadi tiga bagian besar:
1) Antropologi yaitu ilmu yang menelaah mengenai hakikat manusia, tentang diri dan kedirian, tentang hubungan jiwa dan raga.
2) kosmologi yaitu ilmu yang membahas tentang asal-usul alam semesta dan hakikat sebenarnya.
3) teologi yaitu ilmu yang membahas mengenai tuhan secara rasional.
sumbangan metafisika terhadap ilmu pengetahuan tidak dapat disangkal lagi adalah pada fundamental ontologisnya, sumbangan metafisika pada ilmu pengetahuan adalah persinggungan antara metafisika/ontology dengan epistimologi.
Manfaat Metafisika bagi Pengembangan Ilmu
1. Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigm ilmiah, ketika kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dari luar, antara lain : metafisika, sains yang lain, kejadian personal dan historis. (Kuhn)
2. Metafisika mengajarkan cara berfikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatif (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.(Kennick)
3. Metafisika mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru.(Kuhn)
4. Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream seperti : Monisme, Dualisme, Pluralisme, sehingga memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu (Kennick)
5. Metafisika menuntut orisinalitas berfikir, karena setiap metafisikus menyodorkan cara berfikir yang cenderung subjektif dan menciptakan terminology filsafat yang khas. Situasi semacam ini diperlukan untuk pengembangan ilmu dalamrangka menerapkan heuristika.(Van Peursen)
6. Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama (First Principle) sebagai kebenaran yang paling akhir. Kepastian ilmiah dalam metode skeptic Descartes hanya dapat diperoleh jika kita menggunakan metode deduksi yang bertitik tolak dari premis yang paling kuat (Cogito ergo sum) Skeptis-Metodis Rene Descartes
7. Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir pengada, artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggungjawab bagi diri, sesame, dan dunia. Penghayatan atas kebebasan di satu pihak dan tanggungjawab di pihak lain merupakan sebuah kontribusi penting bagi pengembangan ilmu yang sarat dengan nilai (not value-free). (Bakker)
8. Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi antara pengada yang satu dengan pengada yang lain. Aplikasi dalam ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan mutlak dibutuhkan, tidak hanya antar ilmuwan sejenis, tetepi juga antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya pemahaman atas realitas keilmuwan.(Bakker)

HIKMAH
Dengan menpelajari metafisika yaitu saya dapat lebih berpikir secara kritis lebih terbuka mempunyai pandangan untuk masa depan ,serta bisa memahami kedudukan manusia. Tidak semata-mata hanya mempercayai hal-hal yang bersifat takhayu/kurang dapat dipahami. Sehingga apa bila ada suatu pemikiran yang bersifat takhayul saya dapat mengambil suatu kesimpulan secara kritis dan dapat berbipikir secara serius. Dan dapat membandingkan antara fakta yang ada.



METODE ILMIAH
A. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari kata Yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos berarti: penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Sementara itu, metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Melihat dari pengertiannya, metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan. Metodologi merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode atau langkah praktis penelitian.

B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan. Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasionil yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskannya, dengan didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Pendekatan rasional yang digabungkan dengan pendekatan empiris dalam langkah menuju dan dapat menghasilkan pengetahuan inilah yang disebut metode ilmiah. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah.
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1.Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.

Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batasannya dan faktor yang terkait dapat diidentifikasi.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasionil berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya.
3. Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan adanya fakta pendukung hipotesis.
5. Penarikan kesimpulan
Merupakan penilaian diterima atau tidaknya sebuat hipotesis. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka kejelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.

HIKMAH

Mengacu kepada pengertiannya "Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis." Tentunya jika ingin menyampikan secara sistematis dan berdasrkan bukti fisis, yang biasanya juga dilakukan proses obervasi serta membentuk hipotesis sbg usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. jadi metode ilmiah sangat penting. Dengan materi metode ilmiah hikmah yang terpenting bagi saya yaitu bertambahnya pengetahuan bagi diri saya, Dan saya juga dapat mengetahui apa itu metode ilmiah dengan mempelajari ini mungkin saya bisa membuat sesuatu penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, dengan menurut sistem aturan tertentu tidak asal membuatnya dan tidak semata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Pentingnya metode ilmiah bukan saja dalam proses penemuah ilmu pengetahuan, namun terlebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat umum. Saat masih kuliah metode ini bisa saya gunakan untuk pembuatan tugas-tugas saat membuat suatu makalah/paper dan mungkin saat pembuatan skripsi dapat mengacu pada materi metode ilmiah ini. Dan mungkin setelah setelah menjadi seorang guru metode ilmiah ini berguna bagi saya. Untuk pembuatan penelitian yang mungkin akan saya lakukan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar