Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Rabu, 06 April 2011

fisafat gesang handiko

RANGKUMAN MATERI FILSAFAT ILMU









Disusun oleh :
1. Gesang handiko (292009194)





PROGRAM STUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2011
PENDAHULUAN
A. Ontologi
Ontology merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kesilfatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran yunani telah menunjukkan munculnya perenungan dibidang ontology. Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama,kenyataan yang berupa materi (kebenaran)dan kedua,kenyataan yang berupa rohano (kejiwaan).Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa”yang menurut aristoteles merupakan the first philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.
Ontology adalah the teory of being qua being (teori tentang keberadaan tentang keberadaan). Louis O.Kattsoff dalam elements of filosophy mengatakan,ontology itu mencari ultimate reality yang menceritakan bahwa diantara contoh pemikiran ontologi adalah pemikiran thales,yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda.
berikut adalah beberapa pengertian ontology :
1. Menurut bahasa,ontology ialah berasa;l dari bahasa yunani yaitu,On/Ontos = ada,dan Logos = ilmu. Jadi,ontologi adalah tentang ilmu yang ada.
2. Menurut istilah,ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

beberapa pandangan mengenai ontology
1. Monoisme
Pemahaman satu saja,tidak mungkin dua.Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal,baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Istilah monism oleh thomas davidson disebut dengan block universe.paham ini kemudian terbagi kedua aliran.
a. Materialism
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi,bukan rohani. Aliran ini juga sering disebut dengan naturalism. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu – satunya fakta. Yang ada hanyalah materi,yang lainnya jiwa atau ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.

Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah
a. Pada pikiran yang masih sederhana,apa yang kelihatan yang dapat diraba,biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu diluar ruang yang abstrak.
b. Penemuan – penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab itu,peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini.
c. Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada badan seperti pada padi. Dewi sri dan tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda.
b. Idelisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran iodealisme yang dinamakan juga dengan spiritualisme. Idealism berarti serba cita,sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealime diambil dari kata “ideal”,yaitu sesuatu yang hadior dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya,yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani,spirit atu sebangsanya adalah .
a. Nilai ruh lebih tinggi dari badan,lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikatnya yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya,bayangan itu penjelmaan saja.
b. Manusia lebih dapat memahami dirinya dari pada dunia luar dirinya.
c. Materi ialah kumpulan energy yang menempati ruang. Benda tidak ada,yang ada energy itu saja.

2. Dualisme.
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani,benda dan ruh,jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda. Sama – sama hakikat . tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebenaran).

3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak pada keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Tokoh aliran ini pada masa yunani kuno adalah Anaxgoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yan ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur,yaitu tanah,air,api dan udara.

4. Nihilisme
Nihilism berasal dari bahaasa latrin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif. Istilah nihilism diperkenalkan oleh ivan turgeniev dalam novelnya fathers and children yabg ditulisnya pada tahun 1862 di rusia. Dalam novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilism.

5. Agnotisisme.
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata Agnosticisme berasal dari bahasa Grik agnostos yang berarti unknown. A artinya not,Gno artinya know.
Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan kita dapat mengenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat transcendent.

B. Epistemolog
Epitemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan pengandaian – pengandaian,dan dasar – dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Pengetahuan yang diperoleh oleh ,manusia melalui akal,indera,dan lain – lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan,di antaranya adalah:
1. Metode induktif
Induktif yaitu suatu metode yang yang menyimpulkan pernyataan – pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam satu pernyataan yang lebih umum. Dan menurut suatu
2. Metode deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data – data empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Hal – hal yang harus ada dalam metode deduktifialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan – kesimpulan itu sendiri. Adanya penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah,
3. Metode positivism
Metode ini telah dikeluarkan oleh Augus Comte (1798 – 1857). Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui,yang factual,yang positif. Ia menyampaikan segala uraian/persoalan diluar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dan segala – gala. Dengan demi9kian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala – gejala saja.
4. Metode kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan,sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda – bade harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh Al-Ghazali.
5. Metode dialektis.
Dalam filsafat,dialetika mula – mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun plato mengartiakannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahp logika,namun mengajarkan kaidah – kaidah dan metode – metode penuturan,
C. Aksiologi.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia,Karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban ,manusia sangat berhutang kepada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit,kelaparan,kemiskinan. Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud aksiologi,dibawah ini ada beberapa definisi tentang aksiologi,diantaranya:
1. Aksiologi berasal dariperkataan axios (yunani) yang berarti nilai dan logos yang betrarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”
2. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya jujun s. suriadsumantri filsafat ilmu sebagai pengantar popular bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
3. Menurut bramel,aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama,moral conduct,yang tindakan moral,bidang ini melahirkan disiplin khusus,yakni etika . kedua,esthetic expression,yaitu expresi keindahan. Ketiga,sosio-political life,yaitu kehidupan social politik,yang akan melahirkan filsafat sosio politik.
4. Dalam encyclopedia of philoshopy dijeaskan,aksiologi disamakan dengan value and valuation. Ada tiga bentuk value and valuation
a. Nilai, digunakan sebagai kat benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti,baik menarik dan bagus. Sedangkan dalam arti yang lebih luas mencakupu sebagai tambahan segala bentuk kewajiban,kebenaran dan kesucian.
b. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai- nilai,ia sering kali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai,seperti nilainya,nilai dia,dan system nilai dia. Kemudian dipakai untuk apa – ap yang memiliki nilai atau bernilai sebagai mana berlawanan dengan apa- apa yang tidak dianggap baik atau bernilai.
c. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,member nilai,dan dinilai. Menilai umunya sinonim dengan evaluasi ketika hjat tersebut secara aktif digunakan untuk menilai perbuatan. Dewey membedakan dua hal tentang menilai,ia bisa berarti menghargai dan mengevaluasi.
Dari definisi – definisi mengenai aksiologi diatas,terlihat dengan jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
METAFISIKA
1. Metafisika berasal dari kata Yunani meta ta physika, sesuatu di luar hal-hal fisik. Istilah metafisika diketemukan Andronicus pada tahun 70 S.M. ketika menghimpun karya-karya Aristoteles, dan menemukan suatu bidang di luar bidang fisika atau disiplin ilmu lain. Metafisika secara tradisional didefinisi-kan sebagai pengetahuan tentang Pengada (Being). (Runes, 1979: 196). Metafisika: upaya untuk menjawab problem tentang realitas yang lebih umum, komprehensif, atau lebih fundamental daripada ilmu (White, 1987: 1). Metafisika;upaya untuk merumuskan fakta yang paling umum dan luas tentang dunia termasuk penyebutan kategori yang paling dasar dan hubungan di antara kategori tersebut (Alston: 1964: 1).
Klasifikasi Metafisika (C.Wolff
1. Metaphysica Generalis (ontologi); ilmu tentang yg ada atau pengada.
2. Metaphysica Specialis terdiri atas:
Antropologi; menelaah tentang hakikat manusia, terutama hubungan jiwa & raga. Kosmologi; menelaah tentang asal- usul dan hakikat alam semesta. Theologi; Kajian tentang Tuhan secara rasional.
Kosmologi Filsafati
Filsafat alam yang berusaha mencari asal (arche) alam semesta. Contoh: Thales berpendapat air sebagai arche.
Filsafat alam yg menyelidiki gerak (motion) di alam semesta sebagai penyebab adanya perubahan (change
Dalil Teleologis (William Paley)
Benda-benda di ruang alam semesta itu memiliki gerak yg bertujuan (teleos), sehingga alam semesta ini merupakan karya seni terbesar yang membuktikan adanya A Greater Intelligent Designer.
Hubungan Metafisika dng Epist., Aksiologi,
dan Logika
Hubungan metafisika dengan epistemologi terletak pada kebenaran (truth) sebagai titik omega bagi pencapaian pengetahuan. Hubungan metafisika dengan aksiologi terletak pada nilai (axios, value) sebagai kualitas yang inheren pada suatu objek. Objeknya mungkin dapat diindera, namun kualitasnya itu sendiri bersifat metafisik. Hubungan metafisika dengan logika bersifat simbiosis mutualistik. Di satu pihak metafisika memerlukan logika untuk membangun argumentasi yang meyakinkan, di pihak lain simbol dan prinsip-prinsip logika itu sendiri merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yg abstrak.
METODE ILMIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE ILMIAH
1. JAMAN SEBELUM MASEHI
Di dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni the Edwin Smith papyrus, (kira-2 1600 SM) disebutkan bahwa beberapa komponen dasar metode ilmiah telah dilakukan seperti pengujian (examination), diagnosa, treatment dan prognosis terhadap suatu penyakit;
Di Babilonia, sebagaimana termaktub dalam buku The Ebers papyrus (kira-2 1550 SM) juga sudah terdapat upaya pembuktian secara empirik.
2. YUNANI KUNO (500 SM)
Istilah Metode berasal dari
“methodos” dalam bahasa latin yang berarti cara atau jalan untuk memperoleh pengetahuan.
Metode yang bersifat umum
Metode –metode yang bersifat umum berarti cara-cara penanganan yang bersifat umum terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu,dengan kata lain kegiatan ilmiah yang manapun pasti menggunakan cara-cara seperti ini berupa metode analisa, sintesa,analitiko-sintetik,dedukasi dan induksi
Metode – Metode Penyeledikan Ilmiah
Metode penyeledikan ini pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam:
 Metode siklus – empirik
 Metode Linier
Metode Ilmiah Ilmu Kealaman dan Ilmu Sosial
Ciri dasar pertama yang menandai ilmu-ilmu kealaman adalah bahwa ilmu-ilmu melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan registrasi indrawi secara langsung.
A. Metode Keilmuan Hermeneutika
Pengertian Hermeneutika
Dari bahasa yunani berarti diterjemahkan, Menafsirkan, dalam tradisi yunani kuno Hermeneuein dan hermeneia dipakai dalam
tiga makna, yaitu:
(1) Mengatakan, to say,
(2) Menjelaskan, to explain,
(3)Menjelaskan, to translate
Bentuk-Bentuk Hermeneutika Kontenporer
 Hermeneutika sebagai teori
 Hermeneutika sebagai filsafat
 Hermeneutika sebagai kritik
 Validasi dan Kaidah Interpretasi
B. Metode Keilmuan Kualitatif
Semua aliran filsafat dan pendekatan ilmu mengadopsi pengakuan terhadap meta-science, maka metode keilmuan telah dapat dimasukan sebagai metode keilmuan kualitatif.

C. Metode keilmuan kuantitatif
Defenisinya adalah bahwa segala sesuatu (gejala, fakta) dikuantifikasikan. Prosedur kuantitatif adalah hanya salah satu sarana berpikir, lainnya dapat menggunakan sarana logika maupun bahasa.

Kesimpulan
 Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja secara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pangetahuan atau mengembangkan pengetahuan.
 Metode ilmiah pada hakekatnya masuk dalam pendidikan statistika.

HIKMAH DALAM PEMBELAJARAN INI
Dalam pembelajaran filsafat ilmu hikmah yang saya dapatkan adalah saya dapat belajar nengkaji kritis komponen komponen pendidikan agar nanti saat saya terjun langsung ke dunia pendidikan tidak terkesan canggung dan kurang professional dalam menjalankan pendidikan.selain itu saya juga mendapatkan inspirasi dan motifasi dalam rangka memperbaiki system pendidikan sekarang ini yang masih sangatmemprihatinkan. dengan hal tersrbut saya ber cita cita untuk menjadikan pendididkan di Indonesia menjadi system pendidikan yang baik, solid, dan dapat di pertanggungjawabkan. sehingga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar