Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Jumat, 08 April 2011

TUGAS FILSAFAT ILMU

Nama : Wisnu Kusuma Aji
NIM : 292009196
Kelas: G


Filsafat dan Ilmu
A. Pengertian filsafat ilmu
• Filsafat ilmu : pengkajian ilmu secara filisofis, secara menyeluruh, mendasar, dan spekulatif dan dikaitkan dengan aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
• Filsafat ilmu : cabang filsafat yang berusaha menjelaskan unsur –unsur yang terlibat dalam pengkajian keilmuan, prosedur pengamatan, metode, dan nilai kegunaan dari ilmu ( S. R. Toulmin, dala the Liang Gie, 1992 )

B. Ruang lingkup filsafat ilmu
• Tiang penyangga filsafat ilmu : ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu ( Koento Wibisono S. )
• Bagian filsafat ilmu : konsep dasar ilmu, metode ilmu, dan keterkaitan dari berbagai ilmu.

C. Pengertian ilmu
• Ilmu adalah cabang pengetahuan yang dihasilkan dengan deducto hypothetico verificative (secara deduktif dan induktif atau perpaduan antara rasionalisme dan empirisme ) (Jujun S. Suriasumantri, 1986)
Untuk memperjelas pandangan Prof. Jujun S. Suriasumantri mengenai rasionalisme dan empirisme berikut penjelasannya :

• Rasionalisme (Frans Magnis Suseno) memiliki karakteristik umum :
a. Rasionalisme sangat percaya pada kekuatan akal budi manusia
Segala sesuatu dapat dan harus dimengerti secara rasional,rasionalisme secara hakiki bersifat anti tradisi
b. Rasionalisme memberikan penolakan terhadap tradisi dan dogma.
Otoritas mempunyai dampak pada segala bidang pengetahuan dan kemudian juga pada kehidupan masyarakat.
c. Rasionalisme mengembangkan metode baru dalam ilmu penegetahuan, dan diantaranya yang paling penting adalah metode deduksi, metode ini mendasarkan pengambilan kesimpulan dari hal umum ke khusus.
d. Rasionalisme bersifat sekuler. Sekuler : pandangan yang membedakan antara Tuhan dan dunia dan menganggap dunia sebagai yang duniawi saja dan menghilangkan unsur keramat dan gaib dari dunia.
• Tokoh – tokoh rasionalisme
a. Plato : menggunakan cara berpikir dan metode filsafati yang memberikan landasan pada rasionalisme.
b. Rene descartes ( bapak rasionalisme ) : memberikan dasar pemikiran aliran rasionalisme, menurutnya pengertian sudah tertanam dalam akal budi manusia sehingga setiap manusia memiliki kemampuan berpikir.
c. Benedictuz spinoza : pengertian terbagi atas 3 tahap yaitu pengetahuan inderawi, pengetahuan akal budi atau rasional, dan pengetahuan intuitif atau pengetahuan murni.
d. G. W. Leibniz : pengetahuan telah ada dalam diri dan merupakan bawaan dalam bentuk gagasan yang belum jelas.

• Empirisme
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Akal bukan sumber pengetahuan, karena akal sebenarnya hanya mengolah bahan – bahan yang diperoleh lewat pengalaman. Paham ini di ilhami oleh Aristoteles yang mengatakan bahwa pengetahuan terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek. Berbeda dengan kaum rasionalis metode yang digunakan oleh kaum empirisme menggunakan metode induksi.
• Tokoh – tokoh empirisme
a. John Locke : pengetahuan manusia didasarkan pada pengalaman yang kemudian diterima dan diolah oleh akal budi.
b. George Berkeley : segala sesuatu yang diketahui manusia bersumber dari pengalaman bahwa adanya objek karena diterimanya sesuatu oleh indra.
c. David Hume : semua pengetahuan dapat disederhanakan menjadi pengetahuan indera saja. Segala yang tidak dapat disusun oleh pengalaman tidak dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang benar.

D. Batas – batas penjelajahan ilmu
Batas penjelajahan ilmu adalah dalam jangkauan pengalaman (empirik) manusia. Berpikir ilimiah harus menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah menggunakan langkah deduktif dan induktif atau melalui metode penelitian. Metode yang tidak melaui langkah tersebut disebut metode non ilmiah.

E. Problem keilmuan
Menurut Bahm :
a. Komunikatif : ilmu harus komunikatif ,tidak bersifat ilmiah apabila tidak komunikatif.
b. Sikap ilmiah: terdiri atas rasa ingin tahu, spekulatif, kemauan untuk objektif , keterbukaan dalam berpikir, tidak tergesa – gesa, dn tentaive( kebenaran tidak mutlak )
c. Metode ilmiah : pemaduan metode deduktif dan induktif.

F. Peranan metode
Esensi dari ilmu adalah metode.ilmu selalu berubah, teori yang diakui sekarang mungkin tidak berlaku lagi di masa akan datang. Metode tidak berubah,metode ilmiah memiliki unsur yang sama untuk ilmu secara fundamental.. Ilmu harus menerima kenyataan bahwa tiap bidang memunculkan metodenya sendiri yang khas.

Hikmah :
• Kita mendapatkan manfaat dari filsafat yaitu melalui proses berpikir kritis dan melalui pengkajian ilmu secara mendasar untuk menyelesaikan suatu masalah.
• Kita harus berpikir secara rasional dan meletakkan suatu pengertian tersebut atas dasar akal budi yang sudah ada dalam pikiran manusia, sehingga dalam proses berpikir secara rasional hal tersebut tidak membawa dampak pada hal yang diluar rasio berpikir manusia.
• Pengalaman seseorang berperan penting dalam proses berpikir secara empirisme,semakin banyak pengalaman yang didapat semakin luas pola berpikir orang tersebut.
• Dalam proses berpikir ilmiah manusia harus menggunakan metode ilmiah dengan metode pendekatan deduksi dan induksi dalam proses berpikir secara kritis









Epistemologi

A. Pengertian epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos, episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau arti. Istilah – istilah lain yang sering digunakan untuk mendefinisikan epistemologi

 Logika Material : sudah mengandaikan adanya ilmu pengetahuan lain yang disebut logika formal. Apabila logika formal menyelidiki dan menetapkan bentuk pemikiran yang masuk akal, maka logika material berusaha menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari segi isinya.
 Kriteriologia : kriteriologia berasal dari kata kritecium yang berarti ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan tertentu.
 Kritika Pengetahuan : Kritika pengetahuan menunjuk kepada suatu ilmu pengetahuan yang berdasarkan tinjauan secara mendalam berusaha menentukan benar tidaknya pengetahuan manusia.
 Gnoseologia : ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pengetahuannya, khususnya pengetahuan yang bersifat keilahian.
 Filsafat Pengetahuan : epistemologi dapat diartikan sebagai bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi obyek material epistemologi adalah pengetahuan, sedangkan obyek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu. Oleh karena itu sistematika penulisan epistemologi adalah arti pengetahuan, terjadinya pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan asal usul pengetahuan.
B. Arti Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau hasil usdaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Bahm (dalam Rizal Mustansyur dkk, 2001) menyebutkan ada 8 hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu sbb:
a. Mengamati (Observasi)
b. Menyelidiki (Inquires)
c. Percaya (believes)
d. Hasrat (desires)
e. Maksud (Intends)
f. Mengatur (organizes)
g. Menyesuaikan (adapts)
h. Menikmati (enjoys)
C. Terjadinya Pengetahuan
Jawaban mengenai terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat apriori atau a posteori

 Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman.
 Pengetahuan a posteriori tejadi karena adanya pengalaman sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis ada 6 hal, yaitu sbb:
1. Pengalaman Indra (sense experience)
2. Nalar (reason )
3. Otoritas (outhority)
4. Intuisi (Intuition)
5. Wahyu (revelation)
6. Keyakinan (farth)
D. Jenis – Jenis Pengetahuan

 Menurut Soejono Soemargono (1983)
1. Pengetahuan non ilmiah : pengetahuan yang menggunakan cara – cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah
2. Pengetahuan Ilmiah : segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh menggunakan metode ilmiah dengan menggunakan metodologi ilmiah
 Menurut Plato dan Aristoteles
1. Pengetahuan Eikasia (khayalan ) : pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran.
2. Pengetahuan Pistis (substansial) : pengetahuan mengenai hal – hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal yang dapat ditangkap indra secara langsung.
3. Pengetahuan Dianoya (matematik) : pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematika yang semata –mata merupakan kesimpulan hipotesis yang diolah akal pikiran.
4. Pengetahuan Noesis (filsafat) : pengetahuan yang objeknya adalah prinsip –prinsip yang mencakup epistemologik dan metafisik.
E. Asal Usul Pengetahuan
 Aliran-aliran dalam pengetahuan
1. Rasionalisme
2. Empirisme
3. Kritisisme
4. Positivisme
 Metode Ilmiah
Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada 2 macam yaitu:
 Metode Ilmiah yang bersifat umum
1. Metode Analitiko-Sintesis
2. Metode non deduksi
 Metode Penyelidikan Ilmiah
1. Metode siklus empiris
2. Metode Vertikal / Metode Linier
 Sarana berpikir Ilmiah
1. Bahasa Ilmiah 3. Logika dan Statistika
2. Bahasa Logika dan matematika

Hikmah :
 Bagi kita mengetahui epistemologi digunakan untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran untuk mengkaji hal – hal yang benar dengan pembuktian.
 Membiasakan kita untuk berpikir kritis baik secara ilmiah ataupun non ilmiah.
 Memberikan gambaran mengenai pengetahuan yang terjadi menurut kaidah teori terbentuknya pengetahuan tersebut apakah benar atau salah.
 Membandingkan mana pengetahuan yang benar dan yang salah, dan merubah pola pikir yang salah tersebut menjadi pemikiran yang benar.









Metode Ilmiah

• Istilah Metode berasal dari “methodos” dalam bahasa latin yang berarti cara atau jalan untuk memperoleh pengetahuan.

• Metode – metode yang bersifat umum berarti cara-cara penanganan yang bersifat umum terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu,dengan kata lain kegiatan ilmiah yang manapun pasti menggunakan cara-cara seperti ini berupa metode analisa, sintesa,analitiko-sintetik,deduksi dan induksi.

• Metode penyelidikan ilmiah ini pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam:
• Metode siklus – empirik
• Metode Linier

• Metode Ilmiah Ilmu Kealaman dan Ilmu Sosial
Ciri dasar pertama yang menandai ilmu-ilmu kealaman adalah bahwa ilmu-ilmu melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan registrasi indrawi secara langsung.

• Metode Keilmuan Hermeneutika
Dari bahasa yunani berarti diterjemahkan, Menafsirkan, dalam tradisi yunani kuno Hermeneuein dan hermeneia dipakai dalam tiga makna, yaitu :
(1) Mengatakan, to say,
(2) Menjelaskan, to explain,
(3)Menjelaskan, to translate.

• Bentuk-Bentuk Hermeneutika Kontenporer :
Hermeneutika sebagai teori, Hermeneutika sebagai filsafat , Hermeneutika sebagai kritik, Validasi dan Kaidah Interpretasi .

• Metode Keilmuan Kualitatif
Semua aliran filsafat dan pendekatan ilmu mengadopsi pengakuan terhadap meta-science, maka metode keilmuan telah dapat dimasukan sebagai metode keilmuan kualitatif.

• Metode keilmuan kuantitatif
 Definisinya adalah bahwa segala sesuatu (gejala, fakta) dikuantifikasikan.
 Prosedur kuantitatif adalah hanya salah satu sarana berpikir, lainnya dapat menggunakan sarana logika maupun bahasa.

Hikmah :
 Kita dapat melakukan penerapan metode ilmiah sesuai prosedur yang berlaku melalui berpikir kritis untuk memperoleh pengetahuan.
 Memberikan kemampuan menganalisis suatu objek ilmiah dengan baik dengan pengkajian yang terstruktural dalam kegiatan ilmiah.
 Menggunakan bermacam – macam metode keilmuan dengan menyesuaikan dengan objek yang akan dikaji permasalahannnya.
 Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja secara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pangetahuan atau mengembangkan pengetahuan.

Daftar Pustaka :
Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Waluyo, Herman J., Filsafat Ilmu (buku panduan mahasiswa), Widya Sari Press,2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar