Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Selasa, 05 April 2011

TUGAS RINGKASAN 3 BAB MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (IKA OVITA/292009202)

Oleh : IKA OVITA/292009202
RS09G
FILSAFAT DAN ILMU

A. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
  • Filsafat adalah pengkajian ilmu secara filosofis, yaitu secara menyeluruh, mendasar, dan spekulatif dan dikaitkan dengan aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologinya.
  • Filsafat ilmu dapat disebut sebagai cabang filsafat yang berusaha menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam pengkajian keilmuan, prosedur pengamatan, metode, dan nilai kegunaan dari ilmu (S.R. Toulmin, dalam The Liang Gie, 1992)
B. PENGERTIAN ILMU
  • Ilmu adalah cabang pengetahuan yang dihasilkan dengan Ideducto hypothetico verificative. (Secara deduktif dan indukstit atau perpaduan antara rasionalisme dan empiris) (Jujun S. Suriasumantri, 1986).
  • Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan sistematis tentang berbagai fenomena alam dan kemanusiaan (Marx dan Hilix, dalam The Liang Gie, 1992)
C. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
  • Tiang penyangga dalam filsafat ilmu adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu (Koento Wibisono S.)
  • Bagian Filsafat ilmu ialah konsep dasar ilmu, metode ilmu, dan saling keterkaitan dari berbagai ilmu.
  • Enam problem atau permasalahan mendasar :
          a. Problem-problem epistimologi tentang ilmu
          b. Problem-problem metafisis tentang ilmu
          c. Problem-problem metodologis tentang ilmu
          d. Problem-problem logis tentang ilmu
          e. Problem-problem etis tentang ilmu
          f. Problem-problem estetis tentang ilmu

D. BERBAGAI PENDEKATAN FILSAFAT ILMU
  • Menurut Peter Angelas, filsafat ilmu mempunyai empat bidang konsentrasi yang utama, yaitu :
  • Telaah mengenai berbagai konsep, praa nggapan, dan metode analisis, perluasan dan penyusunannya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
  • Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut stuktur perlambangannya.
  • Telaah mengenai saling kaitan dia antara di antara berbagai ilmu
  • Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan yang berkaitan pencerahan manusia terhadap realitas, hubungan logika dll.
E. FUNGSI DAN ARAH FILSAFAT ILMU
 Filsafat ilmu diharapkan dapat mensistematiskan, meletakkan dasar, dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha penelitian ilmuan untuk mengembangkan ilmu. Dengan filsafat ilmu, proses pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam suatu bidang ilmu menjadi lebih mantap dan tidak kehilangan arah.
 Secara umum, fungsi filsafat ilmu adalah untuk :
  • Alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
  • Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
  • Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
  • Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
  • Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan.

F. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
1. Kenyataan atau Fakta
   Kenyataan atau fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dan memiliki bukti tetai tidak mungkin dengan alat-alat yang serba kasar seperti panca indera, manusia dapat menyaksikan hakikat semua kenyataan sebagai kebenaran sejati.
2. Kebenaran
Berikut beberapa macam tentang kebenaran :
  • Kebenaran Koherensi
  • Kebenaran Korespondensi
  • Kebenaran Performatif
  • Kebenaran Pragmatik
  • Kebenaran Proporsi
  • Kebenaran Struktural Paradigmatik :
3. Konfirmasi
   Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan dating, atau memberikan pemaknaan.
4. Logika Inferensi
    Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih apabila dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika.
5. Telaah Konstruksi Teori
    Adalah sekumpulan proporsi yang saling berkaitan secar logis untuk memberikan pengertian mengenai sejumlah fenomena.
Teori mempunyai peranan penting antara lain:
  • Berfungsi sebagai pedoman, bagan sistemanisasi, atau system acuan.
  • Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan
  • Menunjukkan atau menyarankan kea rah-arah penyelidikan lebih lanjut.
G. DIMENSI KAJIAN FILSAFAT ILMU
  • Dimensi Ontologis
  • Dimensi Epistimologi
  • Dimensi Aksiologis

H. PENERAPAN TEORI
Implikasi merupakan hubungan atau keterlibatan, sedangkan impementasi adalah penerapan. Teknologi kini telah merambah pada dunia yang lain yakni pendidikan. Misalnya, kolaborasi antara dunia pendidikan dan teknologi yakni i-learning. Dengan adanya hal tersebut menunjukka bahwa dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan telah mengalmi metamorfosis. Perubahan-perubahan tersebut tak lain juga didasari oleh pemikiran filsafat. Dengan hal ini diharapkan segala jenis bentuk pendidikan yang positif dapat dirasakan oleh setiap manusia dimanapun berada.

I. HIKMAH
Sebagai pribadi dengan belajar mengenai filsafat ilmu ini saya bertambah pengetahuannya, dan dapat belajar untuk menganalisis kebenaran dari segala fenomena yang ada. Sebagai mahasiswa, dengan belajar filsafat ilmu saya dapat mengerti tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. Dan sebagai calon guru, nantinya saya bisa memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan serta menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan nantinya.


METAFISIKA

A. PENGERTIAN METAFISIKA
  •  Metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata yaitu meta dan pysika. Meta artinya sesudah atau dibalik sesuatu dan pysika artinya nyata, kongkrit yang dapat diukur oleh jangkauan panca indera. Eksistensinya dibalik sesudah fisik ( meta fisik ) perlu dikaji. Istilah metafisika diketemukan Andronicus pada tahun 70 SM ketika menghimpun karya-karya Aristoteles, dan menemukan suatu bidang diluar bidang fisika atau disiplin ilmu lain.
  •  Ilmu untuk mengkaji tentang sesuatu dibalik yang fisik atau sesuatu sesudah yang fisik disebut ontologi.
  • Metafisika adalah suatu kajian tentang haakikat keberadaan zat, hakikat pikiran dan hakikat zat dengan pemikiran. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
  • Metafisika oleh Aristoteles disebut sebagai filsafat pertama atau thelogia, dalam pandangan aristoteles, metafisika belum begitu jelas dibedakan dengan fisika.
  • Jadi dapat disimpulkan bahwa metafisika adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.
B. KLASIFIKASI METAFISIKA
(C. Wolff) menurut Christian Wolf metafisika terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
  1. Metaphysica Generalis (Ontologi) yaitu ilmu yang membahas mengenai yang ada atau pengada atau yang lebih dikenal sebagai ontology
  2. Metaphysica Specialis yang terbagi atas :
a. Antropologi, menelaah tentang hakikat manusia, terutama hubungan jiwa dan raga.
b. Kosmologi, menelaah tentang asal-usul dan hakikat alam semesta.
c. Theologi, kajian tentang Tuhan secara rasional.
  • Hakikat Kodrat Manusia
  • Susunan Kodrat
  • Sifat Kodrat
  • Kedudukan Kodrat
  • Kosmologi Filsafat
  • Filasafat alam berusaha mencari asal alam semesta Thales berpendapat sebagai arche. Filsafat alam menyelidiki gerak di alam semesta yang merupakan perubahan (change). sementara itu Driyakara menyamakan metafisika dengan ontology, ia menyatakan bahwa filsafat tentang ada adan sebab-sebab pertama adalah metafisika atau ontology, yang di samping membahas tentang ada dan sebab-sebab pertama tersebut, juga membahas mengenai apakah kesempurnaan itu, apakah tujuan itu intinya adalah apakah kahikat dari segala sesuatu itu
C. BEBERAPA TAFSIRAN METAFISIKA
  • Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supranatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata, pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme.
  • Dari sini lahir tafsiran-tafsiran misalnya animisme tidak diragukan, para pembesar agama-agama dalam hal ini para nabi alaihi salam dengan perbedaan tingkatan yang mereka miliki, mempunyai hubungan dengan alam metafisika, (alam gaib) dan memiliki informasi dan pengetahuan tentang perkara-perkara batin.
  • Salah Satu argumennya adalah hubungan alam materi (fisika) dengan alam metafisika, hubungan sebab dan akibat serta semppurna dan kurang. Dan kita menamakan hubungan ini dengan hubungan lahir dan batin.
  • Dengan kata lain alam materi ini adalah akibat dari alam mitsal yakni jika kita ingin dalam bentuk suatu tangga naik ke atas maka kita dari alam materi akan naik kealam mitsal. Dan alam mitsal ini, sekarang juga bersama kita, ia berwujud secara actual.
  • Oleh karena itu, hubungan alam zhahir dengan alam batin adalah hubungan akibat dengan sebab. Seperti konsepsi yang ada di akal manusia dengan tulisannya. manusia, ketika sedang menulis secara beruntun dia mengkonsepsi dan menuliskannya, dan jika sedetik dia berhenti mengkonsepsi sesuatu maka dia juga akan berhenti menuliskan sesuatu.
  • Selain Paham diatas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme, paham ini amat bertentangan dengan paham supernatulaisme, paham naturalism mengannggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari dan dapat diketahui, orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu dari paham naturalism ini juga menucul paham materialisme yang menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi.
  • Salah satunya pencetusnya adalah Democritus (460-370 S.M) . Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup, timbul dua tafsiran yang masing-masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik, kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hduup adalah sesuatu yang unik yang berada secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran yang juda saling berbeda satu sama lain, yakni paham monoistik dan dualistik, sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang di telaahnya, dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat keduanya hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlalinan namun mempunuai subtansi yang sama. pendapat ini ditolak yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama, pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik. dalam metafisika penafsiran dualistic memedakan antara zat dan kesadaran pikiran yang bagi mereka berbeda secara subtansif. aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka suatu itu lantas ada.


D. DALIL PEMBUKTIAN TUHAN
  • Ontologis (anselmus) berpendapat bahwa segala sesuatu di dunia tidak ada yang sempurna melainkan hanya memperlihatkan tingkatan-tingkatannya (gradasi).
  • Menurut Kosmologis Aristoteles Bahwa alam semesta ditentukan oleh gerak (Motion). Gerak merupakan penyebab terjadinya perubahan yaitu change dialam semesta. Akhirnya akal manusia tiba pada suatu titik ultimate yaitu sumber penyebaran dari semua gerak.
  • Dalil Teleologis (William Paley). Benda-benda di ruang alam semesta itu memiliki gerak yang bertujuan (Teleos).
  • Dalil Etis menurut I.Kant. Pada setiap diri manusia terdapat dua kecenderungan yang bersifat niscaya yaitu keinginan untuk hidup bahagia dan berbuat baik.
  • Filosof yang menentang metafisik

  • David Hume :
Metafisika itu cara berfikir yang menyesatkan (sophistry) dan khayalan (Illusion). Sebaiknya karya metafisika itu dimusnahkan,karena tidak mengandung isi apa-apa.
Metafisika bukanlah sesuatu yang dapat dipersepsi oleh indera manusia, sehingga merupakan sesuatu yang senseless.
  • Alfred Jules Ayer
Metafisika adalah parasit dalam kehidupan ilmiah yang dapat menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan, OKI metafisika harus dieliminasi dari dunia ilmiah.
Problem yang diajukan dalam bidang metafisika adalah problem semu (Pseudo-Problems), artinya permasalahan yang tidak memungkinkan untuk dijawab.
Ludwig Wittgenstain :
Metafisika itu bersifat the mystically, hal-hal yang tak dapat diungkapkan (Innexpressible) ke dalam bahasa yang bersifat logis.
Ada tiga persoalan metafisika, yaitu : (1) Subject does not belong to the world; reather it is a limit of the world. (2) That is not an event in life, we do not live to experience that. (3) God does not reveal him self in the world.
Kesimpulan : “ sesuatu yang tak dapat diungkapkan secara logis sebaiknya di diamkan saja”.(What we cannot speak about we must fast over in silence!).
  •  Filsuf Pembela Metafisika

Plotinos
Semua pengada beremanasi dari to Hen (yang satu) melalui proses spontan dan mutlak. To Hen beremanasi pada Nous (Kesadaran), melimpah Psykhe (jiwa), akhirnya melimpah pada materi sebagai bentuk yang paling rendah, yaitu meion.


Karl Jaspers
Metafisika merupakan upaya memahami Chiffer ; symbol yang mengantarai eksistensi dan transendensi.
Manusia adalah Chiffer paling unggul, karena banyak dimensi kenyataan bertemu dalam diri manusia.
Manusia merupakan suatu mikrokosmos, pusal kenyataan; alam, sejarah, kesadaran, dan kebebasan ada dalam diri manusia.
Metafisika : berarti membaca Chiffer, transendensi keilahian, sebagai kehadiran tersembunyi.
Chiffer adalah jejak, cermin, gema atau bayangan transendensi.

E. OBJEK METAFISIKA
Objek metafisika menurut aristoteles ada dua yakni:
  • Ada sebagai yang adaartinya ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalalm bentuk semurni-murninya,bahwa suat benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diseranya oleh panca indra.
  • Ada sebagai yang Illahi: keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni Tuhan (illahi berarti yang tidak dapat ditangkap oeh panca indra) bahasan yang terdapat dalam metafisika secara umum antara lain meliputi:
  1. Yang ada (being)
  2. Kenyataan (reality)
  3. Eksistensi (existence)
  4. Esensi (essence)
  5. Subtansi (substance)
  6. Materi (matter)
  7. Bentuk (form)
  8. Perubahan (change)
  9. Sebab akibat (causality)
  10. Hubungan (relation) .
F. MANFAAT METAFISIKA BAGI PENGEMBANGAN ILMU
  • Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigm ilmiah, ketika kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dari luar, antara lain : metafisika, sains yang lain, kejadian personal dan historis. (Kuhn)
  • Metafisika mengajarkan cara berfikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatif (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.(Kennick)
  • Metafisika mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru.(Kuhn)
  • Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream seperti : Monisme, Dualisme, Pluralisme, sehingga memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu. (Kennick)
  • Metafisika menuntut orisinalitas berfikir, karena setiap metafisikus menyodorkan cara berfikir yang cenderung subjektif dan menciptakan terminology filsafat yang khas. Situasi semacam ini diperlukan untuk pengembangan ilmu dalamrangka menerapkan heuristika.(Van Peursen)
  • Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama (First Principle) sebagai kebenaran yang paling akhir. Kepastian ilmiah dalam metode skeptic Descartes hanya dapat diperoleh jika kita menggunakan metode deduksi yang bertitik tolak dari premis yang paling kuat (Cogito ergo sum) Skeptis-Metodis Rene Descartes
  • Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir pengada, artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggungjawab bagi diri, sesama, dan dunia. Penghayatan atas kebebasan di satu pihak dan tanggungjawab di pihak lain merupakan sebuah kontribusi penting bagi pengembangan ilmu yang sarat dengan nilai (not value-free). (Bakker)
  • Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi antara pengada yang satu dengan pengada yang lain. Aplikasi dalam ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan mutlak dibutuhkan, tidak hanya antar ilmuwan sejenis, tetepi juga antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya pemahaman atas realitas keilmuwan.(Bakker)
G. HUBUNGAN METAFISIKA, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DAN LOGIKA
Hubungan metafisika dengan epistemology terletak pada kebenaran (truth) sebagai titik omega bagi pencapaian pengetahuan
  • Hubungan metafisika dengan Aksiologi terletak pada nilai (axios, value) sebagai kualitas yang inheren pada suatu objek. Objeknya mungkin dapat diindera, namun kualitasnya itu bersifat metafisik.
  • Hubungan metafisika dengan logika bersifat simbiosis mutualistik. Di satu pihak metafisika memerlukan logika untuk membangun argumentasi yang meyakinkan, di pihak lain symbol dan prinsip-prinsip logika itu sendiri merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yang abstrak.
H. HIKMAH
Sebagai pribadi dengan mempelajari bab metafisika ini saya dpat belajar segala sesuatu sesuai dengan nalar dan logika dan mempercayai Tuhan semata. Sebagai mahasiswa setelah membaca bab metafisika ini agar menjadi mahasiswa yang bisa lebih berpikir kritis dalam menghadapi segala realita yang ada meupun permasalahan yang saya hadapi. Sebagai calon guru, saya belajar mengenai segala tindakan untuk menghadapi berbagai pertanyaan mengenai berbagai hal menyangkut metafisika dan kepercayaan sekitr untuk nantinya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengajaran terhadap siswa.

LOGIKA DEDUKTIF DAN LOGIKA INDUKTIF

  • Logika Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang ditata sehingga menampilkan pola-pola yang teratur dan berlaku secara umum.
  • Menurut paham empirisme, pengetahuan diperoleh melalui pengamatan atas fakta yang ditemukan di alam, sementara menurut paham rasionalisme, kebenaran pengetahuan hanya dapat ditemukan melalui proses pemikiran atau penalaran.
  • Proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan disebut proses bernalar. Penalaran menghasilkan ilmu pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir harus dilakukan dengan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan dianggap sahih (valid) jika proses pe-narikan kesimpulannya dilakukan menurut cara tertentu tersebut yang disebut logika.
  • Logika dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.
  • Paham empirisme melakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika induktif, sementara penganut paham rasionalisme melakukan penarikan kesimpulan dengan logika deduktif.
  • Logika induktif digunakan untuk penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan umum.
  • Sedangkan logika deduktif biasanya membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat individual.
  • Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Misalnya, kita memiliki fakta bahwa harimau, gajah, sapi, kera dan ayam memiliki mata maka kita menarik kesimpulan umum bahwa semua binatang memiliki mata.
  • Pada penalaran dengan logika deduktif, kesimpulan yang ditarik merupakan konsekuensi logis dari fakta-fakta yang mendasarinya sehingga dilakukan penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dengan menggunakan pernyataan yang bersifat umum menggunakan pola pikir silogisme. Silogisme dibentuk oleh dua pernyataan alasan (premis mayor dan premis minor) dan kesimpulan yang ditarik secara logis dari dua premis pendukungnya.
  • Pertumbuhan, pergantian dan penyerapan teori Ilmu atau pengetahuan ilmiah dikembangkan dengan menggabungkan pendekatan rasionalis dan pengalaman empiris sehingga suatu pernyataan ilmiah merupakan penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskannya.
  • Metode deduksi digunakan untuk menemukan aturan-aturan yang berlaku secara pasti, dengan bersandar pada aksioma yang kebenarannya telah ditentukan sementara metoda induksi digunakan untuk menguji apakah aksioma yang digunakan tersebut dapat terus dipertahankan sehingga bisa dikembangkan lebih lanjut) atau tidak. Suatu penjelasan rasional yang belum teruji kebenarannya secara empiris statusnya masih bersifat hipotesis.
  • Hipotesis disusun secara deduktif menggunakan premis-premis dari ilmu yang sudah diketahui kebenarannya, sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah.
  • Proses induksi dilakukan pada tahap verifikasi atau pengujian hipotesis, dimana dilakukan pengumpulan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah hipotesis didukung oleh fakta (dapat dibuktikan) atau tidak.
  • Penggunaan logika deduksi dan induksi secara berkesinambungan inilah yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan, pergantian dan penyerapan suatu teori (ilmu).

HIKMAH
  • Setelah mempelajari tentang materi logika induktif dan logika deduktif, hikmah yang saya dapat sebagai diri pribadi adalah saya dapat mempunyai pengetahuan lebih luas tentang cara menarik kesimpulan baik itu dengan logika deduktif maupun logika induktif. Sebagai mahasiswa saya dapat mengaplikasikan pengetahuan yang saya daptkan ini untuk memecahkan berbagai persoalan dalam mengerjakan tugas ataupun hal lainnya. Sebagai calon guru saya mendapatkan pembelajaran mengenai metode penarikan kesimpulan yang nantinya dapat saya ajarkan kepada anak didik saya ketika sudah berkecimpung langsung dalam dunia pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Herman J. Waluyo. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu (Buku Panduan Mahasiswa). Salatiga : Widya Sari Press
Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir. 1998. Filsafat Ilmu Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, Edisi 1. Yogyakarta : Rake Sarasin
Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar