Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Rabu, 06 April 2011

tugas ringkasan 3 bab mata kuliah Filsafat


Nama   :Esti Pratiwi W
Nim     :292009181
Kelas   : G
BAB 1
ILMU FILSAFAT
A.    PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian filsafat, dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan , antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainya selalu berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminology.
1.      Arti secara etimologi
Kata filsafat yang ada dalam bahasa arab  falsafah yang ada dalam bahasa inggris dikenal dengan philoshopy adalah berasal dari bahasa yunani  philoshopia. Kat a Philoshopia terdiri atas kata philein  yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan (love of wisdom ) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Seorang filsuf adalah pencinta dan pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-399 SM).
2.      Arti Terminologi
Arti termologi masudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen “filsafat”. Lantaran batasan filsafat  itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan.
a.       Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b.      Aristoteles
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika , logika ,retorika.etika , ekonomi , politik dan estetika ( filsafat keindahan).
c.       Al Farabi
Filsafat adalah  ilmu ( pengetahuan ) tentang alam manujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
d.      Rene Decrates
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana tuhan , alam,dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
e.       Immanuel  kant
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan , yang ada didalamnya tercangkup masalah estimologi ( filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang kita ketahui.
Dengan memperhatikan batasan –batasan yang tentunya masih banyak yang belum dicantumkan, dapat ditarik benang merahnya sebagai kesimpulan bahwa filsafat adalh ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya.
Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu itu. Filsafat adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu. Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari sesuatu objek atau gejala secara mendalam. Jadi filsafat harus refleksi , radiksi dan integral. Refleksi diatas berarti manusia menangkap objeknya secara intensional dansebagai hasil dari proses tersebut yakni keselur uhan nilai dan makna yang diungkapkan manusia dari objek-objek yang dihadapinya.
Radikal berasal dari kata radis berarti akar . jadi , filasafat itu radikal berarti filsafat harus mencari pengetahuan sedalam-dalamnya( sampai keakar-akarnya).
Radikalitas disini berarti dalam pengertian sejenis akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yag jelas berada diluar jangkauan akal budi yang sehat .
Filsafat itu integral berarti mempunyai kemampuan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi filsafat ingin memandang objeknya secar intergral.
B.     OBJEK FILSAFAT.
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjasi  dua  yaitu objek material dan objek formal.
1.      Objek Material Filsafat
Objek material yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret atau pun hal yang abstrak.
2.   Objek Format Filsafat
Objek  formal  yaitu sudut pandangan yang ditujukan  pada bahan  dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu. Satu objek  material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.
Objek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. Jadi yang membedakan antara filasafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya.
C.   METODE FILSAFAT
           Kata metode berasal dari kata Yunani methodos sambungan kata depan meta ( ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda Hodos ( ialah jalan, perjalanan,cara, arah) kata methodos sendiri lalu berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut system aturan tertentu. Metode ialah cara bertindak menurut system aturan tertentu . lantaran banyaknya metode itu, Runnes dalam dictionary of philosophy sebagaimana di kutip oleh Anton Bakker menguraikan sepanjang sejarah filsafat telah dikembangkan sejumlah metode-metode filsafat yang berbeda dengan cukup jelas. Yang paling penting dapat disusun menurut  garis historis sedikitnya 10 metode, yaitu sebagai berikut:
1.   Metode Kritis Socrates , P;ato
     Bersifat analisis, istilah dan pendapat. Merupakan hermenetika yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.
2.   Metode intuitif, Plotinus, Bergson
Dengan jelas intopeksi intiutif dan dengan pemakaian symbol-simbol diusahakan pembersihan intelektual , sehingga tercapai suatu penerangan pikiran.
3.   Metode Skolatik
Bersifat sintetis-deduktif. Dengan bertitik tolak dari definisi-definisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik kesimpulan-kesimpulan.
4.   Metode Geometris
Melalui analisis megenai hal-hal kompleks, dicapai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dari hakikat-hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
5.   Metode empiris
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar maka semua pengertian ( ide-ide ) dalam kompleks dibandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi ) dan kemudian disusun bersama secara geometris.
6.   Metode Trasendental
Bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu, dengan jalan analisis diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian sedemikian.
7.   Metode Fenomenologis
Dengan jalan beberapa, pemotongan sistematis ( reduction), refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglhatan hakikat-hakikat murni.
8.   Metode Dialektis
Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri, menurut triade tesis, antitesis, sintesis dicapai hakikat kenyataan.
9.   Metode neo-positivistis
Kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku ilmu pengetahuan positif,(eksata).
10.  Metode analitik bahasa
Dengan jalan analisi pemikiran bahwa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis.
D. CIRI-CIRI FILSAFAT
Pemikiran filsafatan menurut Drs. Suyadi MP mempunyai karakteristik  sendiri yaitu menyeluruh, mendasar dan spekulatif.
1.   Menyeluruh
Artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan tertentu.
2.   Mendasar
Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang di fundamental atau esensial objek yang dipelajari sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap niali dan keilmuan.
3.   Spekulatif
Artinya hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.
E.  ASAL DAN PERANAN FILSAFAT
1.      Asal Filsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu sebagai berikut:
A. Keheranan
Banyak filsuf  menunjukan rasa heran (dalam bahasa Yunani Thaumasia)
Sebagai asal filsafat.
B.   Kesangsian
      Filsuf-filsuf yang lain seperti Agustinus dan Rene Decrates menunjukan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran manusia, heran, tetapi kemudian ragu-ragu.
C.  Kesadaran akan keterbatasaan
Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mangalami penderitaan atau kegagalan.
2.   Peranan Filsafat
Menyimak sebab-sebab kelahiran filsafat dan proses perkembangannya sesungguhnya filsafat telah memerankan sedikitnya tiga peranan utama dalam sejarah pemikiran manusia. Ketiga peranan yang telah diperankannya ialah sebagai pendobrak , pembebas, dan pembimbing.
a.       Pendobrak
Berabad-abad lamanya inteletualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Manusia menerima begitu saja segala penuturan dongeng takhayul tanpa mempersoalkannya lebih lanjut. Orang beranggapan bahwa karena segala dongeng dan takhayul merupakan bagian yang hakiki dari warisan tradisi nenek moyang, sedang tradisi itu benar dan tidak dapat diganggu gugat, maka dongeng dan takhayul itu pasti benar dan tidak boleh diganggu gugat.
Keadaan tersebut berlangsugn cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sacral dan selama itu tidak boleh diganggu gugat. Kendati pendobrak itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
b.      Pembebas
filsafat bukan sekadar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari dalam penjara itu. Demikan pula, filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mitis dan mitis.
Filsafat pun membebaskan manusia dari cari berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih. Filsafat juga membebaskan manusia dari cara berpikir tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima berbagai kebenaran semu yang menyesarkan.

c.       Pembimbing
filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir  yang mistis dan mistis dengan pembimbing manusia  untuk berpikir secara rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir secara rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih mendalam yakni berpikir secara universal sambil berupaya mencapai radis dan menemukan esensi suatu permasalahan.
F.   KEGUNAAN FILSAFAT.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pernyataan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Pertama secara sistematik Artinya filsafat menawarkan berbagai metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia tentang hakikat kebenarn dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah tentang tanggung jawab dan keadilan dan sebagainya.
G. Pembagian (cabang-cabang) Filsafat
Filsafat secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok yakni filsafat sistematis dan sejarah ilsafat filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberian landasan pemikiran filsafat. Didalamnya meliputi
Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Epistemilogi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan , batas –batasan , sifat metode dan kesahihan pengetahuan.
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-buru.
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan tent.ang keindahan
Obej dari estetika adalah pengalaman akan keindahan.
Metafisika adalah cabang filsaft nyang membicarakan tentang yang ada . metafisika membicarakan sesuatu disebalik yang tampak.

Hikmah
Adalah filsafat suatu cirri-ciri dimana analisis itu memakai pengetahuan dan pemikiran ilmiah dan mempelajari hal-hal ilmiah, filsafat juga mengajarkan system pemikiran manusia dan bagaimana filsafat mempengaruhi manusia untuk mempelajari filsafat itu sendiri. Pengetahuan ilmiah yang didapat dari filsafat adalah dimana manusia juga tidak ada apabila tidak dipengaruhi filsafat.

Bab 2
Epistimologi

A.    PENGERTIAN EPISTIMOLOGI
Istilah epistimologi dipakai pertama kali yang dimaksudkan untuk membedakanya antara dua cabang filsafat yaitu epistimologi dan ontology( metafisika umum )
Epistimologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata atau teori. Istilah-istilah lain:
1.      LOGIKA MATERIAL
Istilah logika material sudah mengandaikan adanya ilmu pengetahuan lain yang disebut LOgika Formal. Apabila logika formal bersangkutan dengan bentuk-bentuk pemikiran. Maka logika materi bersangkutan pemikiran.
2.      Kriteriologi
`     kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran.
3.      Kritika pengetahuan
Kritika ini adalah sejenis usaha manusia untuk menetapkan apakah suatu pikiran atau pngetahuan n manusia itu benar atau tidak benar tidaknya suatu pikiran pengetahuan khusus.
4.      Gnoseologia
Istilah gnoseologia beraasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal ini gnosis berarti pengetahuan yang bersifat keilahian, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Secara demikian gnoseologia berarti ilmu pengetahuan atau cabang filsafat yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pengetahuan, khususnya mengenai pengetahuan yang bersifat keilahian.
5.      Filsafat Pengetahuan
Secara singkat dapat dikatakan filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan. J.A. Niels Mulder menuturkan epistimologi adalah cabang filsafat yang mempelajari soal watak, batasan-batasan dan berlakunya dari ilmu pengetahuan.
Apabila kita definisikan diatas tampak bahwa semuanya hampir senada. Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan dan kesasihan pengetahuan.
B.     ARTI PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenai sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui itu.
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada didalam pikiran manusia,tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Bahm menyebutkan ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia yaitu sebagai berikut.
a.       Mengamati(observes) pikiran berperan dalam mengamati objek-objek dalam mengamati objek-objek dalam melaksanakan pengamatan terhadap objek itu maka pikiran haruslah mengandung kesadaran.
b.      Menyelidiki (inquires) ketertarikan pada objek dikondisikan oleh jenis-jenis objek yang tampil.
c.       Percaya (believes) manakala suatu objek muncul dalam kesadaran, biasanya objek-objek itu diterima sebagai objek menampak.
d.      Hasrat (desires) kodrat hasrat ini mencakup kondisi biologis serta psikologis dan interaksi dialektik antara tubuh dan jiwa.
e.       Maksud (intends) kendatipun memiliki maksud ketika akan mengobservasi menyelidiki, mempercayai dan berhasrat namun sekaligus perasaannya tidak berbeda atau bahkan terdorong ketika melakukannya.
f.       Mengatur (Organize): setiap pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang.
C.     TERJADINYA PENGETAHUAN
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemology,sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya.


Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadinya pengetahuan.
1.      pengalaman Indra
Orang sering merasa pengindraan merupakan alat paling vital dalam memperoleh pengetahuan.memang dalam hidup manusia tampaknya pengindraan adalah satu-satunya alat untuk menyerap segala sesuatu objek yang ada diluar diri manusia.
2.      Nalar
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkandua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
3.      Otoritas
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakuioleh kelompoknya.
4.      Intuisi
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada  diri manusia yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan yang berupa pengetahuan.
5.      Wahyu
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya.
6.      Keyakinan
keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan.
Hikmah:
Sebagai mahasiswa mempelajari tentang pengetahuan dan pemikiran akal dalam mempelajari kemampuan dalam berpikir dan mempelajari soal watak dan cara berpikir. Dan bagaimana kita mempelajari arti pengetahuan dan membentuk struktur pikiran manusia.
dan asal usul pengetahuan dari aliran-aliran dalam pengetahuan dan cara metode ilmiah. Carametode analisis dalam cara penangann dalam menganalisis.



BAB 3
METAFISIKA

1.    Pengertian  metafisika
Metafisika adalah upaya untuk menjawab problem tentang realitas yang lebih umum, komprehensif, atau lebih fundamental dari pada ilmu.
Metafisika adalah upaya untuk merumuskan fakta yang paling umum dan luas tentang dunia termasuk  penyebutan kategori  yang paling dasar dan hubungan di antara kategori tersebut  (Alston: 1964: 1).
2.    Klasifikasi metafisika (C.Wolff)
a.    Metaphysica Generalis (Ontologi)
Ontologi merupakan penataan realitas yang dialami manusia dan eksistensinya.
Ontologi juga merupakan ilmu tentang yang ada atau pengada.  Manusia sebagai pribadi melihat kehadiran nyata yang ada. Diberi corak oleh kesadaran diri dan terbuka secara bebas.
b.    Metaphysica Specialis
·      Antropologi
·      Kosmologi
·      Theologi

3.    Metode metafisika
Metode dan isi metafisika berdasarkan De Veritate 1.1.c Thomas Aquinas:
a.    Dari segi isi De Veritate 1.1.c
Merupakan sebuah teks yang memaparkan kematangan berpikir dunia barat. Dengan adanya pemikiran barat, pemikiran tersebut mempunyai bentuk yang paling padat dan matang.
b.    Kategori Thomas
Ditemukanya bidang filsafat khusus yaitu epistemologi, antropologi, kosmologia, dan etika serta filsafat ketuhanan.
c.    Metafisika Thomas dan hubungannya dengan Aristoteles
Thomas dan Aritoteles mengadakan pendekatan dari bawah yaitu dari fakta empiris dan dari pendekatan tersebut diharapkan dapat membantu untuk merealitivir dan menempatkan secara proposional kedudukan ilmu-ilmu empiris.
d.   Dari segi moral De Veritate
Membangun sikap optimis pada manusia:
Ø Moralitas berarti pengenalan kembali, sadar kembali akan ada. Bertindak berarti mengenal yang ada sebagai tujuan.
Ø Yang jahat dan penderitaan adalah sebuah privasi dari keadaan yang seharusnya ada.
e.    Dari segi Antropologis
Manusia adalah pusat atau memainkan peranan yang sentral. Manusia mengandung kekuatan mengumpulkan dan membeda-bedakan.
f.     Dari ilmu ketuhanan tertentu
Menurut Thomas Aquinas banyak ilmu yang diambil dari istilah filsafat skolatik misalnya istilah analogi, universalia, predikabilia, persona,dan lain-lain. Dengan demikian orang bukan diajak untuk berbicara mengenai metafisika, tetapi berusaha untuk bermetafisika bersama Thomas dan Aristoteles.

4.    Manfaat metafisika
1.    Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigma ilmiah, ketika  kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya
2.    mengajarkan cara berpikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatik (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.
3.    mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreatifitas baru.
4.    Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream, seperti: monisme, dualisme, pluralisme, sehingga  memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu
5.    Metafisika menuntut orisinalitas berpikir, karena setiap metafisikus menyodorkan cara  berpikir yang cenderung subjektif dan menciptakan terminologi filsafat yang khas.
6.    Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama (First principle) sebagai kebenaran yang paling akhir.
7.    Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir Pengada,artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggung jawab bagi diri, sesama, dan dunia.
8.    Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi antara pengada yang satu dengan pengada yang lain.

5.    Hubungan metafisika dengan Epistemologi, Aksiologi, dan Logika
1. Hubungan metafisika dengan epistemologi terletak pada kebenaran (truth) sebagai titik omega bagi pencapaian pengetahuan.
2. Hubungan metafisika dengan aksiologi terletak pada nilai (axios, value) sebagai kualitas yang inheren pada suatu objek. Objeknya mungkin dapat diindera, namun kualitasnya itu sendiri bersifat metafisik.
3. Hubungan metafisika dengan logika bersifat simbiosis mutualistik. Di satu pihak metafisika memerlukan logika untuk membangun argumentasi yang meyakinkan, di pihak lain simbol dan prinsip-prinsip logika itu sendiri merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yang abstrak.


Hikmah
Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, kita harus mempelajari metafisika bagaimana pemikiran yang ada di metafisika atau cabang ilmu filsafat membuat kita dapat berpikir dalam menghadapi problem. Cara membangun argumentasi yang menyakinkan dan prinsip logika.
Dan menjawab problem-problem yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar