Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Sabtu, 02 April 2011

Tugas Rangkuman Filsafat

Oleh: Ani Utari (292009192)

FILSAFAT PENGETAHUAN
(EPISTEMOLOGI)

A.Pengertian Epistomologi
            Istilah epistomologi pertama kali dipakai oleh J.F.Feriere yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yaitu epistemologi dan ontologi (metafisika Umum). Epistemologi menjawab pertanyaan dasar , Apakah yang dapat saya ketahui?
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos, episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau arti.
1. Logika Material
            Secara khusus hanya terdapat pada kepustakaan kefilsafatan Belanda. Logika material bersangkutan dengan kebenaran materiilyang kadang-kadang juga disebut kebenaran autentik  atau otentisitas isi pemikiran.
2. Kriteriologia
            Istilah kriteriologia berasal dari kata kritecium yang berarti ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan tertentu.
3. Kritika Pengetahuan
            Sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan istilah kriteriologia. Kritika pengetahuan menunjuk kepada suatu ilmu pengetahuan yang berdasarkan tinjauan secara mendalam berusaha menentukan benar tidaknya pengetahuan manusia.
4. Gnoseologia
            Berasal dari kata gnosis dan logos. Dalam hal ini gnosis berarti pengetahuan yang bersifat keilahian. Sedangkan logos berati ilmu pengetahuan. Dengan demikian gnoseologgia berarti ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pengetahuannya.
5. Filsafat Pengetahuan
            Bila kita bicara mengenai filsafat pengetahuan, yang dimaksudkan disini adalah ilmu pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
            J.A.Nies Mulder menuturkan, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari soal tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan atau secara singkat epistemologi adalah pengetahiuan kita yang mengetahui pengetahuan kita.
            Abbas Hamami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemologi adalah bagian filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
            Dari kedua pendapat tersebut epistemologi dapat diartikan sebagai bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi obyek material epistemologi adalah pengetahuan, sedangkan obyek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu. Oleh karena itu sistematika penulisan epistemologi adalah arti pengetahuan, terjadinya pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan asl usul pengetahuan.

B.ARTI  PENGETAHUAN
            Pengetahuan adlah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila sesorang mengenal tentang sesuatu.
Bahm (dalam Rizal Mustansyur dkk, 2001) menyebutkan ada 8 hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu sbb:
a.       Mengamati (Observasi)
b.      Menyelidiki (Inquires)
c.       Percaya (believes)
d.      Hasrat (desires)
e.       Maksud (Intends)
f.       Mengatur (organizes)
g.      Menyesuaikan (adapts)
h.      Menikmati (enjoys)

C.TERJADINYA PENGETAHUAN
·         Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman.
·         Pengetahuan a posteriori tejadi karena adanya pengalaman
Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis ada 6 hal, yaitu sbb:
1.      Pengalaman Indra (sense experience)
2.      Nalar (reason )
3.      Otoritas (outhority)
4.      Intuisi (Intuition)
5.      Wahyu (revelation)
6.      Keyakinan (farth)

D.JENIS-JENIS PENGETAHUAN
§  Menurut Soejono Soemargono (1983)
1.      Pengetahuan non ilmiah
2.      Pengetahuan Ilmiah
§  Menurut Plato dan Aristoteles
1.      Pengetahuan Eikasia (khayalan )
2.      Pengetahuan Pistis (substansial)
3.      Pengetahuan Dianoya (matematik)
4.      Pengetahuan Noesis (filsafat)

E.ASAL USUL PENGETAHUAN
            1. Aliran-aliran dalam pengetahuan
1.      Rasionalisme
2.      Empirisme
3.      Kritisisme
4.      Positivisme
2.Metode Ilmiah
                        Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada 2 macam yaitu:
a.       Metode Ilmiah yang bersifat umum
1.      Metode Analitiko-Sintesis
2.      Metode non deduksi
b.      Metode Penyelidikan Ilmiah
1.      Metode siklus empiris
2.      Metode  Vertikal / Metode Linier
c.       Sarana berpikir Ilmiah
1.      Bahasa Ilmiah
2.      Bahasa Logika dan matematika
3.      Logika dan Statistika

HIKMAH
Dari rangkuman tersebut ditambah penjelasan dari dosen filsafat ilmu saya dapat mengambil hikmah dari materi ini sbb:
a.       Sebagai makhluk individu/ mahasiswa
Ø  Sebagai mahasiswa saya dapat memperoleh ilmu yang nanti akan bermanfaat saat penulisan skripsi.
Ø  Membiasakan saya untuk berpikir secara kritis.
b.      Sebagai makhluk sosial
Ø  Sebagai makhluk sosial saya dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat , misalnya dalam berorganisasi.
c.       Sebagai makhluk beragama
Ø  Sebagai makhluk beraga dengan pengetahuan saya dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi keyakinan saya.

LOGIKA
Istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Cium ( 334-262SM ) pendiri stoisisme. Logika berasal dari bahasa Yunani logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, sesuatu pertimbangan akal ( pikiran ) kata, percakapan dan bahasa secara etimologis, logika berarti suatu pertimbangan akal, pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Namun secara umum logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asa-asas, aturan –aturan, formasi, dan prosedur–prosedur formatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Logika deduktif berpikir dari pengetahuan yang umum ke pengetahuan yang khusus, Sedangkan logika induktif berpikir dari pengetahuan yang khusus ke pengetahuan yang umum.

HUKUM DASAR LOGIKA
  1. Hukum identitas (law of Identity)
Menegaskan bahwaa sesuatu adalah sama dengan dirinya sendiri. Rumusnya : P=P
  1. Hukum Kontradiksi (Law of contradiction)
Menyatakan bahwa sesuatu itu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu. Rumusnya tidak mungkin P=Q dan sekaligus P tidak samadengan Q
  1. Hukum Tiada jalan tengah (law of Excluded middle)
Menyatakan bahwa sesuatu itu pasti memiliki sifat tertentu? tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain. Jadi P=Q atau P ≠ Q
  1. Hukum cukup Alasan (law of sufficienct reason)
    Menjelaskan jika terjadi perubahan pada suatu perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Hukum ini merupakan pelengkap hukum identitas.

KONSEP DAN TERM                                       
Konsep merupakan hasil tangkapan akal budi terhadap suatu obyek yang diungkapkan lewat kata yang disebut term. Jadi term adalah wujud konsep. Konsep yang dinyatakan lewat term senantiasa memiliki konotasi dan denotasi. Konotasi adalah ciri atau isi yang termuat dalam konsep itu, sedangkan denotasi adalah kuantitas dan luas konsep itu.
Hukum yang berlaku bagi hubungan konotasi dan denotasi :
  • Apabila konotasi / komprehensif bertambah, eksistensi / denotasi berkurang, begitu juga sebaliknya.
  • Apabila eksistensi bertambah, komprehensi berkurang begitu juga sebaliknya.

PROPOSISI / KETERANGAN
Adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang merupakan rangkaian dari term-term yang dapat memiliki nilai benaratau salah. Proposisipunya 3 bagian penting yaitu subyek ( term pokok dalam proposisi ), predikat ( term yang menyebut sesuatu mengenai subyek), dan popula  (penghubung antara subyek dan predikat).
Jenis proposisi :
  • A adalah proposisi Universal Afirmatif
Proposisi A = Semua Filsuf adalah manusia.
(S) = semua                  (P) = Predikat
Semua S = P
  • E adalah Proposisi Universal negatif
Semua S ≠ P
  • I adalah Proposisi Partikular Afirmatif
Preposisi I= Sebagian manusia adalah filsuf
Sebagian S adalah P
  • D adalah Proposisi Partikular Negatif
Sebagian S ≠ P



INFERENSI LANGSUNG
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari sebuah atau lebih proposisi. Ada 2 cara yang dapat ditempuh yaitu Inferensi deduktif  yang terdiri dari inferensi langsung dan tidak langsung ( Inferensi Silogistik dan Inferensi Induktif ).
Inferensi langsung adalah penarikan konklusinhanya dari sebuah premis ( proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi ). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Ada 5 jenis Penalaran Langsung :
*      INVERSI
Adalah penalaran langsung dengan cara menegasikan subyek proposisi premis dan menghasilkan predikat proposisi premis. Yang bisa di Inversikan hanya proposisi Adan E. Proposisi premis disebut Invertend dan proposisi konklusi disebut Inverse.
Contoh :
Inversi Proposisi A
Inversi Lengkap.
Invertend   : Semua Filsuf adalah manusia ( A ).
Inverse       :  Sebagian bukan filsuf adalah bukan manusia ( I ).
Inversi Sebagian.
Invertend   : Semua filsuf adalah manusia ( A ).
Inverse       : Sebagian-bukan filsuf adalah manusia ( I ).
Inversi proposisi A hasilnya ialah proposisi I, sedangkan proposisi E jika di Infersi akan menjadi proposisi O.
*      KONVERSI
Adalah jenis penarikan konklusi secara langsung dengan mempertukarkan / membalikkan term predikat menjadi term subyek dan term subyek menjadi term predikat.
Ketentuan :
Ø  Jika proposisi A dikonversikan, hasilnya ialah proposisi I.
Ø  Jika proposisi E dikonversikan, hasilnya tetap proposisi E.
Ø  Jika proposisi I dikonversikan, hasilnya tetap proposisi I.
Ø  Adapun proposisi O tidak dapat dikonversikan.





Contoh :
1.Konversi Proposisi A
Premis              : Semua filsuf adalah manusia ( A ).
Konklusi          :  Sebagian manusia adalah filsuf ( I ).
2. Konversi Proposisi E
Premis              : Tak seorangpun  filsuf adalah kera ( E ).
Konklusi          :  Tak satupun kera adalah filsuf ( E ).
3. Konversi Proposisi I
Premis              : Beberapa anggota ABRI adalah sarjana ( I ).
Konklusi          :  Beberapa Sarjana adalah anggota ABRI ( I ).
*      OBVERSI
Adalah penalaran langsung yang konklusinya menunjukkan perubahan kualitas proposisi kendati maknanya tetap dan tidak berubah. Proses yang ditembuh untuk melakukan obversi :
  1. Jika proposisi premis afirmatif , ubahlah menjadi negatif, dan jika proposisi negatif,  ubahlah menjadi afirmatif.
  2. Negasikanlah term predikatnya.
Ketentuan :
Ø  Jika proposisi A diobversikan, hasilnya akan menjadi proposisi E.
Ø  Jika proposisi E diobversikan, hasilnya akan menjadi proposisi A.
Ø  Jika proposisi I diobversikan, hasilnya akan menjadi proposisi O.
Ø  Jika proposisi O diobversikan, hasilnya akan menjadi proposisi I.
Contoh :
  1. Obversi Proposisi A
Premis              : Semua Presiden adalah manusia ( A ).
Konklusi          : Semua Presiden bukan bukan-manusia ( E ).
  1. Obversi Proposisi E
Premis              : Semua srigala bukan manusia ( E ).
Konklusi          : Semua srigala adalah bukan- manusia ( A ).
*      KONTRAPOSISI
Ialah penarikan Konklusi secara langsung dengan cara menukarkan posisi subyek dan predikat yang telah dinegasikan terlebih dahulu. Proposisi konklusinya disebut kontrapositif.
Langkah-langkah yang ditempuh:
1.      Negasikanlah term subyek dan term predikatnya.
2.      Konversikanlah term subyek dan term predikat yang telah dinegasikan itu.



Hanya ada 2 jenis proposisi yang dapat dikontraposisikan, yaitu proposisi A dan O.
Contoh :
  1. Kontraposisi proposisi A
Premis : Semua filsuf adalah manusia.
Konklusinya    : Semua bukan-manusia adalah bukan filsuf.
  1. Kontraposisi proposisi O
Premis : Sebagian demonstran bukan mahasiswa.
Konklusinya    : Sebagian bukan- mahasiswa bukan bukan- demonstran.
*      OPOSISI
Adalah penalaran langsung yang proposisi konklusinys merupakan oposisi dari proposisi premis dan term subyek dan predikat yang sama.
4 jenis oposisi itu adalah sbb :
1.      Kontrari menunjukkan oposisi A dan E.
2.      Subkontrari menunjukkan oposisi antara proposisi I dan O.
3.      Subaltermasimenunjukkan oposisi antara proposisi A, I, dan antara proposisi A dan O.
4.      Kontradiktori menunjukkan oposisi antara proposisi A, O dan antara proposisi E dan I.

INFERENSI SILOGISTIK
Adalah Inferensi deduktif dengan menggunakan silogisme.Silogisme ialah penarikan konklusi secara tidak langsung yang merupakan bentuk formal dari penalaran deduktif. Premis adalah proposisi-proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi.Konklusi ialah proposisi yang menyatakan hasil inferensi yang dilakukan berdasarkan proposisi –proposisi yang menjadi premis-premis suatu inferensi.
Contoh Silogisme :       
Semua filsuf adalah manusia.
Plato adalah filsuf.
Jadi, Plato adalah manusia.

HIKMAH
Dari rangkuman tersebut ditambah penjelasan dari dosen filsafat ilmu saya dapat mengambil hikmah dari materi ini sbb:
a.Sebagai makhluk individu/ mahasiswa
§  Sebagai mahasiswa materi ini bermanfaat saat skripsi dimana kita dituntut untuk berpikir dengan logika.
§  Mengajarkan cara berpikir cermat dan tidak kenal lelah.
§  Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional , Opini dan Argumentasi.
b.Sebagai makhluk sosial
§  Sebagai makhluk sosial logika sangat bermanfaat dalam pergaulan sehari-hari misal dalam mengambil sebuah keputusan untuk orang banyak sehingga logika disini sangat berperan.
c.Sebagai makhluk beragama
§  Sebagai mahkluk beragama banyak hal yang mungkin tidak bisa kita terima dengan kemampuan manusia biasa, disini kita harus bisa berpikir menggunakan logika agar tidak terjerumus kehal-hal yang dilarang agama, selain itu sebagai mahkluk beraga kita terlalu munafik bila hanya mementingkan akherat saja kita juga perlu hidup dan berkarya di dunia. Disinilah logika berperan agar kita bahagia di dunia dan akherat.


METAFISIKA
Metafika berasal dari bahasa Yunani “ meta ta phyysika “ ( sesudah fdisika ). Kata metafika saat ini memiliki berbagai arti, metafisika bias berarti upaya untuk mengkarakterisasi eksistensi /realitas sebagai suatu keseluruhan. Istilah ini bias juga berarti menyelidiki apakah hakikat yang berada dibalik realitas.
Secara umum metafisika adalah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas / tentang segala sesuatu yang ada.
Metafika dibagi sbb :
1.      Metafika Umum ( ontologi )
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahaan itu dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampakan /penampilan eksistensi itu. Pertanyaan yang utama dan yang paling sering diajukan adalah :
·         Apakah realitas yang beranekaragam dan berbeda-beda pada hakikatnya satu atau tidak?
·         Apabila memang benar satu, apkah gerangan yang satu itu?
·         Apakh eksistensi yang sesungguhnya dari segala sesuatu yang ada itu merupakan realitas yang tampak atau tidak?



3        TEORI ONTOLOGIS YANG TERKENAL
1.Idialisme
Teori ini mengajarkan bahwa ada yang sesungguhnya ada didunia ide. Realitas yang sesungguhnya bukanlah yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan.
§  Tokoh idealisme subyektif, George Berkeley ( 1685-1753 ), menyatakan bahwa satu-satunya realitas yang sesungguhnya ialah aku subyektif  yang spiritual.
§  Eksponen Idealisme transendental, Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa obyek pengalaman kita, yaitu yang ada dalam ruang dan waktu tidak lain daripada penampilan dari yang tak memiliki eksistensi dan independen diluar pemikiran kita.
§  Idealisme obyektif yang dikembangkan oleh George wil-helm Friedrich Hegel      ( 1770-1831 ) menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada adalah satu bentukdari satu pikiran.
2.      Materialisme
Materialisme menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Jadi realitas yang sesungguhnya adalahalam kebendaan. Oleh sebab itu, seluruh realitas mungkin dijelaskan secara materialistis.
Leukippos dan Demokritis ( 460-370 SM ) menyatakan bahwa seluruh realitas bukan cuma satu, melainkan terdiri dari begitu banyak unsur dan unsure-unsur itu tidak terbagi, maka disebut atom.
Thomas Hobbes ( 1588-1679 ) berdapat bahwa seluruh realitas adalah materi yang tidak bergantung pada gagasan dan pikiran kita.
Ludwig Andreas Feuerbach ( 1804-1872 ) menekankan bahwa materi haruslah menjadi titik pangkal dari segala sesuatu. Bagi Feuerbach, alam material adalah realitas yang sesungguhnya. Manusia adalah suatu realitas yang kongkret karena manusia bagian dari alam material. Menurut Feuerbach, agama dan Tuhan hanyalah impian manusia yang begitu egoistis demi meraih kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
3.      Dualisme
Mengajarkan bahwa substansi Individual terdiri dari 2 tipe fundamental yang berbeda dan tak dapat direduksukan kepada yang lainnya. Kedua tipe fundamental dari substansi itu ialah material dan mental.
Dualisme harus dibedakan dari monism dan pluralism. Monisme dan pluralism adalah teori tentang jumlah subtansi dan bukan mempersoalkan tipe fundamental dari subtansi itu.
2. Metafisika Khusus
§  Kosmologi
Etimologis, istilah kosmologi berasal dari yunani kosmos dan logos. Kosmos berarti dunia atau ketertiban yang merupakan lawan dari chaos (kacau balau atau tidak tertib). Logos berarti kata, percakapan atau ilmu. Jadi kosmologi berarti percakapan tentang dunia/alam dan ketertiban yang palinbg fundamental darri seluruh realitas. Kosmologi memandang alam sebagai suatu totalitas dari fenomena dan berupaya untuk memadukan spekulasi metafisika dengan evidensi ilmiah di dalam suatu kerangka yang koheren. Hal-hal yang biasa disoroti dan dipersoalkan adalah mengenai ruang dna waktu, perubahan, kebutuhan, kemungkinn-kemungkinan, dan keabadian. Metode yang digunakan bersifat rasional dan justru hal itulah yang membedakannya dari berbagai kisah asal mula dan struktur alam.

§  Teologi Metafisik
Sering juga dikenal dengan nama theodicea kendati sesungguhnya theodecia hanyalah merupakan bagian dari teologi metafisik. Theodicea sebenarnya hanya membahas dan membenarkan kepercayaan kepada Allah Yang Maha Kuasa di tengah-tengah realitas kejahatan yang merajalela didunia ini.
            Teologi metafisik mempersoalkan ekstensi Allah yang dibahas terlepas dari kepercayaan Agama. Ekstensi Allah hendak dipahami secara rasional. Konsekuensinya, Allah menjadi system filsafat yang perlu dianalisis dan dipecahkan lewat metode ilmiah. Apabila Allah dilepaskan dari kepercayaan Agama, hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh bisa berupa satu dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:
v  Allah tidak ada
v  Tidak dapat dipastikan, Apakah ada atau tidak.
v  Allah ad tanpa dapat dibuktikan secara rasional.
v  Allah ada dengan bukti rasional.
Beberapa filsuf terkenal, seperti Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas, dan Immanuel Kant, telah berupaya membuktikan bahwa Allah itu benar-benar ada. Bukti-bukti rasional yang mereka ketengahkan, antara lain :
1.      Argumen Ontologis; semua manusia memiliki ide tentang Allah. Sementara itu, diketahui pula bahwa kenyataan /realitas senantiasa lebih sempurna daripada ide. Dengan demikian, Tuhan pasti ada dan realitas adanya itu pasti lebih sempurna daripada ide manusia tentang Tuhan.
2.      Argumen Kosmolologis; Setiap akibat pasti punya sebab.Dunia (kosmos) adalah akibat. Karena itu, dunia pasti memiliki sebab diluar dirinya sendiri. Penyebab adanya dunia itu adalah Tuhan.
3.      Argumen Teologis; segala sesuatu ada tujuannya. Itu berarti seluruh realitas tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dijadikan oleh yang mengatur tujuan itu, yaitu Tuhan.
4.       Argumen Moral; Manusia bermoral karena dapat membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, dst. Itu menunjukkan ada dasar dan sumber moralitas yaitu Allah.
Filsafat Stoa yang panteistis mengajarkan bahwa segala sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi, yaitu kekuatan alam. Segala sesuatu telah ditentukan oleh hokum logos, yaitu nasib yang tak dapat diubah.
Filsafat panteistis Benedictus (Baruch) Spinoza (1632-1677) mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada adalah Allah dan tidak ada sesuatu apapun yang tidak tercakup di dalam Allah.Ia juga menugaskan bahwa sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dapat berada tanpa Allah.
Skeptisisme secara umum meragukan segala keyakinan yang telah digenggam selama ini. Skeptisisme merupan pintu yang terbuka lebar kearah atheism dalam arti atheism teoretis, yaitu suatu paham yang berupaya mempertanggungjawabkan secara filsafati keyakinan bahwa Tuhan tidak ada.
David Hume (1711-1776) menegaskan bahwa tidak ada bukti yang benar-benar sahih yang dapat membuktikan bahwa Allah ada dan bahwa Ia menyelenggarakan dunia ini.
Ludwig Feuerbach (1804-1872) menyatakan bahwa religi tercipta oleh hakikat manusia itu sendiri, yaitu egoismenya dan hasratnya akan kebahagiaan, apa yang tidak dimilikinya tetapi begitu didambakannya dilukiskannya sebagai realitas yang terdapat pada yang Illahi . Dengan teori proyeksi, Feuerbach menunjukkan bahwa Allah tidak lain daripada apa yang diinginkan manusia.
Friedrich Nietzche (1844-1900) menyatakan bahwa konsep tentang Allah dalam agama Kristen adalah konsep yang paling burukdan rusak dari seluruh konsep tentang Allah karena Allah dianggap sebagai Allah dari orang-orang yang lemah.
Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa Allah memiliki 3 fungsi utama bagi kehidupan praktis manusia didunia ini.Fungsi tersebut yaitu sbb :
1.      Allah dianggap penguasa alam, Oleh karena itu, dengan menyembah-Nya,manusia akan dapat mengatasi kecemasannya terhadap alam yang begitu dasyat.
2.      Keyakinan agamis memperdamaikan manusia dengan nasibnya yang mengerikan, terutama kematian.
3.      Allah memelihara  dan menjaga agar ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan kultur akan dilaksanakan.
Kehidupan moral merupakan tempat khusus bagi Allah untuk berperan. Freud kemudian menyimpulkan bahwa relegi adalah suatu ilusi yang berasal dari semacam infantilisme/sifat kekanak-kanakan. Dengan demikian , bagi freud Allah hanyalah ilusi.
§  Filsafat Antropologi
Adalah bagian metafisika khusus yang mempersoalkan apakah manusia itu? Apakah hakikat manusia? Bagaimana hubungan dengan alam dan sesamanya?
Pythagoras mengajarkan keabadian jiwa manusia dan perpindahannya kea lam jasad hewan, apabila manusia telah mati, dan jika hewan tersebut telah mati maka jasad tersebut akan berpindah lagi pada lainya begitu seterusnya. Perpindahan tersebut bertujuan untuk pencucian jiwa. Bila pencucian jiwa tersbut telah selesai akan kembali ketempat asalnya dilangit.
Demokritos (460-370 SM) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Plato (428-348 SM) mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Tubuh adalah masih jiwa. Jiwa manusia terdiri dari 3 bagian yaitu akal, semangat, dan napsu, karena pengaruh napsu jiwa manusia terpenjara dalam tubuh.
Aristoteles (384-322 SM0 menyatakan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tubuh dan jiwa hanya merupakan 2 segi dari manusia yang satu. Tubuh adalah materi, dan jiwa adalah bentuk. Manusia adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan maka konswensinya ialah pada saat manusia mati baik tubuh atau jiwa keduannya akan mat, jiwa manusia tidak abadi dengan kata lain tidak ada kehidupan setelah kematian, namun Aristoteles juga mengakui ada bagian dari jiwa itu yang tidak dapat mati.
Dualisme Descartes (1596-1650) menegaskan bahwa tubuh dan jiwa adalah 2 hal yang sangat berbeda , dan harus dipisahkan. Tubuh adalah suatu mesin yang terdiri dari bagian-bagiannya yang begitu kompleks. Sedang jiwa adalah sesuatu yang tidak terbagi.
George Berkeley (1685-1753) berpendapat bahwa jiwa manusia adalah pusat dari segala realitas yang tampak. Sesuatu itu dikatakan ada karena dapat dilihat dan dirasakan. Jadi kebenaran sesuatu itu tergantung pada yang melihat dan yang merasa, yang melihat dan yang merasa adalah yang hadir dalam tubuh manusia yaitu roh. Tubuh tidak lebih dari tanda kehadiran roh.
Feuerbach mengajarkan dibalik alam tidak ada Alla, demikian juga dibalik tubuh tidak ada jiwa. Feuerbach adalah seorang matrealis karena menyangkal segi rohani manusia.Namun, Feuerbach tidak mau menyebut ajarannya sebagai materialisme, melainkan organisme.Ia menyatakan bahwa manusia bukan mesin seperti yang diajarkan oleh penganut materialism. 


HIKMAH
Dari rangkuman tersebut ditambah penjelasan dari dosen filsafat ilmu saya dapat mengambil hikmah dari materi ini sbb:
a.       Sebagai makhluk individu/ mahasiswa
·         Disini membantu saya dalam penyusunan skripsi untuk menghubungkan antara teori dan realitas yang terjadi.
·         Mengajarkan cara berpikir kritis, sehingga tidak terjebak kedalam sifat taqlik.
b.      Sebagai makhluk sosial
·         Dinamika kehidupan terus berkembang sehingga, sehingga dalam kehidupan diperlukan penggunaan akal yang proposional.
·         Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan.
c.       Sebagai makhluk beragama
·         Disini banyak sekali pendapat para ahli tentang agama dan Tuhan jadi disini saya bisa mengambil hikmah bahwa kita harus berpegang pada kepercayan kita, namun tidak boleh mengingkari realitas-realitas yang ada.




Daftar Pustaka
Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Rapar, Jan Hendrik, Pengantar filsafat, Yogyakarta : kannisius, 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar