Sugeng rawuh to our blog site

Sugeng rawuh to our blog site

serba serbi serabi G activity

Rabu, 06 April 2011

tugas ringkasan 3 bab mata kuliah Filsafat


Nama : Eko Mariyanto
292009198
G

Filsafat ilmu

A.    Pengertian
Menurut Lewis White Beck Filsafat ilmu yaitu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Menurut Stephen R. Toulmin yaitu Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).

B.     Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu mencakup pembahasan seperti :
       Membahas tentang realitas di ilmu
       Membahas cara mengetahui di dalam ilmu
       Membahas tentang pembenaran di dalam ilmu
       Membahas cara berpikir di dalam ilmu
       Membahas struktur ilmu
       Membahas cara menemukan ilmu
       Menjadi dasar dari metodologi penelitian ilmiah
       Membatasi pembahasan pada filsafat positivisme

C.    Struktur Filsafat Ilmu
       Memperketat struktur pengetahuan filsafat ilmu seperti pada struktur ketat pada matematika yakni berpatokan kepada logika formal
       Memberi tekanan kepada justifikasi empirik pada temuan; karena itu temuan perlu operasional yakni dapat diukur
       Memberi pengertian baru kepada bahasa ilmiah serta memperkenalkan hirarki istilah

D.    Fokus Kajian Filasafat Ilmu
Dalam kajian filsafat ilmu ada 3 landasan yaitu :
       (Landasan ontologis) : Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?
       (Landasan epistemologis): Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
       (Landasan aksiologis) : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ?

E.     FUNGSI FILSAFAT ILMU
       Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
       Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
       Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
       Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
       Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
       untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah
       Berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi (Confirmatory function)
       Berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana (Explanation function).


F.     SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
       fakta atau kenyataan,
sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
       kebenaran (truth)
persesuaian antara pengetahuan dan obyek. Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran proposisi
       konfirmasi
menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan
       logika inferensi
Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi. (Jujun Suriasumantri)


Hikmah

                   Sebagai makhluk pribadi setelah mempelajari filsafat ilmu selain menambah pengetahuan, juga mengajarkan kita untuk bersikap kritis, tanggap dan cara berpikir cermat. Filsafat ilmu juga sebagai dasar kita dalam bertindak dan saat kita mengambil keputusan. Sebagai guru, kita harus mengajarkan peserta didik untuk selalu dapat berpikir kritis, membekali mereka dengan etika dan moral yang baik, mengajarkan serta memberikan ilmu yang sudah pasti terbukti kebenarannya karena semua ilmu belum tentu benar dan dapat kita percaya. Sebagai makhluk sosial, kita harus menghormati dan mau mendengarkan pendapat oranglain. Filsafat ilmu juga memberikan pengertian bagaimana cara hidup di dunia, mengajarkan kita untuk dapat memahami keberadaan kita sebagai manusia dalam dunia ini, sehingga tujuan hidup yang lebih baik dapat tercapai.




 
Metode Ilmiah

A.    Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah yaitu merupakan cara/jalan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

B.     Metode- Metode Ilmiah Yang Bersifat Umum
Metode –metode yang bersifat umum berarti cara-cara penanganan yang bersifat umum terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu, dengan kata lain kegiatan ilmiah yang manapun pasti menggunakan cara-cara seperti ini berupa metode analisa, sintesa, analitiko-sintetik, dedukasi dan induksi.

C.    Metode – Metode Penyeledikan Ilmiah
Metode penyeledikan ini pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam:
1.      Metode siklus – empirik
2.      Metode Linier

D.    Metode Ilmiah Ilmu Kealaman Dan Ilmu Sosial
Ciri dasar pertama yang menandai ilmu-ilmu kealaman adalah bahwa ilmu-ilmu melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan registrasi indrawi secara langsung.

E. Metode Keilmuan Hermeneutika
Hermeneutika berarti diterjemahkan, menafsirkan, dalam tradisi yunani kuno hermeneuein dan hermeneia dipakai dalam tiga makna, yaitu :
(1) Mengatakan, to say
(2) Menjelaskan, to explain
(3)Menjelaskan, to translate
Bentuk-Bentuk Hermeneutika Kontenporer
         Hermeneutika sebagai teori
         Hermeneutika sebagai filsafat
         Hermeneutika sebagai kritik
         Validasi dan Kaidah Interpretasi

F. Metode Keilmuan Kualitatif
Semua aliran filsafat dan pendekatan ilmu mengadopsi pengakuan terhadap meta-science, maka metode keilmuan telah dapat dimasukan sebagai metode keilmuan kualitatif.

G. Metode Keilmuan Kuantitatif
Defenisinya adalah bahwa segala sesuatu (gejala, fakta) dikuantifikasikan. Prosedur kuantitatif adalah hanya salah satu sarana berpikir, lainnya dapat menggunakan sarana logika maupun bahasa.

H. Kesimpulan
  Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja secara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pangetahuan atau mengembangkan pengetahuan.
  Metode ilmiah pada hakekatnya masuk dalam pendidikan statistika.


Hikmah

Sebagai makhluk pribadi, metode ilmiah mengajarkan kita untuk selalu menggunakan cara berpikir yang baik dan logis. Setiap tindakan atau perbuatan yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan atau menggunakan langkah-langkah yang baik. Sebagai seorang guru harus mengajarkan kepada anak didiknya , agar dalam bertindak harus sesuai dengan aturan atau tata cara yang baik. Sebagai makhluk sosial, dalam mencari solusi atau jawaban dari suatu permasalahan menyangkut orang banyak, harus menggunakan langkah-langkah yang baik serta menggunakan pendekatan kesangsian, sehingga pertanyaan-pertanyaan dapat mudah terjawab. Semua jawaban dari orang lain maupun dari kita sendiri harus dapat di terima dengan akal sehat atau logis

 
METAFISIKA

1.    Pengertian  metafisika
Metafisika adalah upaya untuk menjawab problem tentang realitas yang lebih umum, komprehensif, atau lebih fundamental dari pada ilmu.
Metafisika adalah upaya untuk merumuskan fakta yang paling umum dan luas tentang dunia termasuk  penyebutan kategori  yang paling dasar dan hubungan di antara kategori tersebut  (Alston: 1964: 1).
2.    Klasifikasi metafisika (C.Wolff)
a.    Metaphysica Generalis (Ontologi)
Ontologi merupakan penataan realitas yang dialami manusia dan eksistensinya.
Ontologi juga merupakan ilmu tentang yang ada atau pengada.  Manusia sebagai pribadi melihat kehadiran nyata yang ada. Diberi corak oleh kesadaran diri dan terbuka secara bebas.
b.    Metaphysica Specialis
·      Antropologi
·      Kosmologi
·      Theologi

3.    Metode metafisika
Metode dan isi metafisika berdasarkan De Veritate 1.1.c Thomas Aquinas:
a.    Dari segi isi De Veritate 1.1.c
Merupakan sebuah teks yang memaparkan kematangan berpikir dunia barat. Dengan adanya pemikiran barat, pemikiran tersebut mempunyai bentuk yang paling padat dan matang.
b.    Kategori Thomas
Ditemukanya bidang filsafat khusus yaitu epistemologi, antropologi, kosmologia, dan etika serta filsafat ketuhanan.
c.    Metafisika Thomas dan hubungannya dengan Aristoteles
Thomas dan Aritoteles mengadakan pendekatan dari bawah yaitu dari fakta empiris dan dari pendekatan tersebut diharapkan dapat membantu untuk merealitivir dan menempatkan secara proposional kedudukan ilmu-ilmu empiris.
d.   Dari segi moral De Veritate
Membangun sikap optimis pada manusia:
Ø Moralitas berarti pengenalan kembali, sadar kembali akan ada. Bertindak berarti mengenal yang ada sebagai tujuan.
Ø Yang jahat dan penderitaan adalah sebuah privasi dari keadaan yang seharusnya ada.
e.    Dari segi Antropologis
Manusia adalah pusat atau memainkan peranan yang sentral. Manusia mengandung kekuatan mengumpulkan dan membeda-bedakan.
f.     Dari ilmu ketuhanan tertentu
Menurut Thomas Aquinas banyak ilmu yang diambil dari istilah filsafat skolatik misalnya istilah analogi, universalia, predikabilia, persona,dan lain-lain. Dengan demikian orang bukan diajak untuk berbicara mengenai metafisika, tetapi berusaha untuk bermetafisika bersama Thomas dan Aristoteles.

4.    Manfaat metafisika
1.    Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigma ilmiah, ketika  kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya
2.    mengajarkan cara berpikir yang serius, terutama dalam menjawab problem yang bersifat enigmatik (teka-teki), sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam.
3.    mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreatifitas baru.
4.    Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream, seperti: monisme, dualisme, pluralisme, sehingga  memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu
5.    Metafisika menuntut orisinalitas berpikir, karena setiap metafisikus menyodorkan cara  berpikir yang cenderung subjektif dan menciptakan terminologi filsafat yang khas.
6.    Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama (First principle) sebagai kebenaran yang paling akhir.
7.    Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir Pengada,artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggung jawab bagi diri, sesama, dan dunia.
8.    Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi antara pengada yang satu dengan pengada yang lain.

5.    Hubungan metafisika dengan Epistemologi, Aksiologi, dan Logika
1. Hubungan metafisika dengan epistemologi terletak pada kebenaran (truth) sebagai titik omega bagi pencapaian pengetahuan.
2. Hubungan metafisika dengan aksiologi terletak pada nilai (axios, value) sebagai kualitas yang inheren pada suatu objek. Objeknya mungkin dapat diindera, namun kualitasnya itu sendiri bersifat metafisik.
3. Hubungan metafisika dengan logika bersifat simbiosis mutualistik. Di satu pihak metafisika memerlukan logika untuk membangun argumentasi yang meyakinkan, di pihak lain simbol dan prinsip-prinsip logika itu sendiri merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yang abstrak.
























Hikmah

Sebagai makhluk pribadi, metafisika mengajarkan kita untuk berpikir serius dan mendalam dalam menjawab problem atau masalah walaupun masalah itu kecil, sehingga dapat melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam. Melahirkan daya pikir yang maju, kreatif dan inovatif. Sebagai guru harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. kita harus selalu terbuka dengan peserta didik kita. Ilmu yang kita dapatkan, kita ajarkan dan kita berikan kepada anak didik kita. Sebagai makhluk sosial, kita harus bisa menjadi teladan bagi orang lain serta mengajarkan masyarakat untuk berpikir serius, mendalam, kritis dan bertanggung jawab. Setiap perkataan dan pengambilan keputusan dari suatu masalah dalam forum masyarakat, harus dapat kita pertanggung jawabkan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar